1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi gelar Festival Padi

Dalam festival ini akan dipertontonkan ritual tradisional menanam padi sangat menarik.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Selasa, 19 Juli 2016 15:38

Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi Festival 2016 konsisten mengangkat tradisi lokal Banyuwangi. Kali ini, di pertengahan bulan Juli digelar Festival Padi. Sebuah festival yang menampilkan tradisi agraris warga Banyuwangi subkultur Jawa.

Dalam festival ini akan dipertontonkan ritual tradisional menanam padi sangat menarik yang masih tetap dilakoni suku Jawa masyarakat di sisi selatan Banyuwangi ini. Festival ini akan digelar di Desa Sumbergondo, Kecamatan Glenmore Banyuwangi, Rabu (20/7).

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, bahwa festival kali pertama digelar ini sebagai upaya untuk menghidupkan budaya agraris tanam padi tradisional masyarakat Indonesia di tengah modernisasi pertanian. "Kami ingin menunjukkan kepada khalayak bahwa ada budaya agraris yang melingkupi kita. Di mana budaya itu telah menjadi bagian penting dari sumber kehidupan masyarakat pedesaan. Festival ini akan mengingatkan bahwa kita memiliki tradisi cocok tanam yang sarat makna filosofinya," ujar Anas.

Azwar Anas menambahkan, festival padi juga sebagai ajang konsolidasi berbagai sektor. Festival akan melibatkan banyak pihak, mulai dari pelaku di sektor pertanian, ketahanan pangan, bidang pengairan, hingga sektor pariwisata yang bisa memberikan nilai tambah pada bidang pertanian.

"Selain itu, lewat festival ini kami ingin menumbuhkan kebanggan terhadap profesi petani, yang dampaknya bisa menumbuhkan kebanggaan warga akan desanya. Petani generasi muda juga bisa bangga akan profesinya. Profesi petani sama berharganya dengan profesi-profesi lain," ujar Azwar Anas.

Festival padi diawali dengan ritual "tiris”, tradisi yang biasa dilakukan petani di Sumbergondo sebelum melakukan prosesi tanam padi. Dikatakan sesepuh Desa Sumbergondo, Mbah Sanusi tradisi dimulai dengan ritual selamatan yang menyertakan 3 jenis tumpeng. Yakni tumpeng gunung, bucung, dan kunir.

Tiga jenis itu, kata Mbah Sanusi, mengandung filosofi, bahwa hakekat hidup harus jujur dan lurus. Ini disombolkan dengan tumpeng gunung dan bucung. Sedangkan sego kunir yang diikat janur kuning, maknanya manusia harus ingat kejadian asal mulanya dari nur, yang identik warna kuning.

Selain tumpeng, dalam selamatan juga dilengkapi sesaji yang ditaruh dalam wadah daun pisang atau yang lazim disebut dengan cok bakal, artinya mengawali. Cok bakal ini berisi aneka macam sumber pangan manusia. Di antaranya kacang, telur yang dilengkapi kembang tiga warna.

"Setiap selamatan tanam padi, petani wajib menyertakan cok bakal ini. Konon menurut cerita leluhur, ritual ini harus dilakukan agar panen melimpah ruah, tidak diganggu apapun, sehingga bisa mendatangkan kemakmuran bagi warga desa" ujar Mbah Sanusi.

Sebelum dimakan bareng, tumpeng didoakan oleh sesepuh desa. "Usai makan tumpeng bersama, tanam padi baru dimulai," kata Mbah Sanusi.

Sementara itu, Camat Glenmore Susanto Wibowo mengatakan festival ini akan dipusatkan di Balai Desa Sumbergondo. Di lokasi tersebut, seluruh warga dan pengunjung akan mengikuti makan tumpeng bareng yang dibawa oleh ratusan petani.

Para petani pembawa tumpeng tersebut akan datang dari 3 penjuru, yang mewakili tiga dusun di tempat tersebut. Yakni Dusun Salamrejo, Gunungsari dan Dusun Kalisepanjang. "Mereka lah yang akan memulai pesta padi ini," ujar Susanto.

Usai kenduri, lanjut Susanto, 340 petani yang terlibat dalam festival ini akan mulai ritual bercocok tanam di lahan 20 hektar terbagi dalam 3 sawah yang berbeda. Mereka masing-masing akan menampilkan tiga tahapan bercocok tanam padi dengan sangat tradisional, yakni  menggunakan sapi untuk membajak sawah dan menggunakan tangan saat menanam padi dengan cara berjalan mundur.

"Mereka ada yang nyingkal (membajak sawah), meratakan tanah (ndaru), dan menanam padi. Akan ada 20 pasang kerbau yang siap beratraksi membajak sawah. Pak Bupati akan membajak sawah menandai perhelatan festival ini," pungkas Susanto.

(MH/MA)
  1. Festival Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA