1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi gelar Olimpiade MIPA SD berbasis teknologi informasi

"Perkembangan teknologi menjadi hal yang tidak bisa dihindari. TI sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari anak-anak kita," kata Anas.

Olimpiade MIPA SD berbasis TI. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Kamis, 16 Februari 2017 14:11

Merdeka.com, Banyuwangi - Sebanyak 1200 siswa sekolah dasar (SD) mengikuti Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) berbasis teknologi informasi (IT) di Pendopo Sabha Swagata, Kamis (16/2/2017). Ribuan siswa yang terdiri atas siswa kelas 3, 4, 5 dan 6 ini pun mengerjakan soal menggunakan komputer jinjing miliknya.

Untuk mengerjakan soal, tiap siswa diberikan kata kunci (password) untuk bisa mengunduh semua lembar pertanyaan. Tangan-tangan kecil itu pun terlihat terampil mengetik kata kunci yang diberikan. Sambil menunggu proses download 50 soal sains tersebut, mereka sesekali bercanda dengan temannya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah daerah konsisten meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sejak dini. Salah satu caranya dengan membiasakan anak-anak mengenal TI sejak SD. Hampir semua SD di Banyuwangi telah dilengkapi lab komputer yang tersambung dengan internet sehat sebagai instrumen untuk belajar. Kabupaten Banyuwangi sendiri telah bertransformasi menjadi kota digital sejak 2013 dengan pemasangan 1400 titik wifi.

"Perkembangan teknologi menjadi hal yang tidak bisa dihindari. TI sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari anak-anak kita. Kita ingin menunjukkan ke mereka, bahwa teknologi ini tidak hanya sekadar untuk main game atau sesuatu yang sifatnya hiburan, namun teknologi harus banyak digunakan untuk memperkaya wawasan dan ilmu. Anak-anak harus bisa menguasai TI untuk bekal kehidupan mereka di masa depan," kata Anas.

Anas melanjutkan, Olimpiade MIPA berbasis IT yang diselenggarakan tidak hanya untuk mendekatkan IT, namun untuk mengajak anak-anak mencintai ilmu pengetahuan dengan cara menyenangkan. Olimpiade ini telah dilaksanakan sejak 2013.

"Bisanya MIPA menjadi pelajaran yang dianggap berat bagi sebagian anak. Lewat olimpiade ini kita ingin sebaliknya, mengajak anak-anak mencintai ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan dan tidak monoton," ujarnya.

Salah satu peserta Olimpiade, Athaya Firdaus Nur Imansyah, siswa kelas IV SDN 1 Sragi, Kecamatan Songgon, mengatakan sangat senang mengikuti kegiatan ini. Baginya mengerjakan soal dengan laptop sangat menyenangkan. "Pakai laptop lebih asyik daripada pakai kertas," katanya.

Firdaus pun bersama temannya nampak antusias mengisi jawaban lewat laptonya. Mereka nampak asyik, meng-klik jawaban-jawaban soal.

Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono menambahkan, pemanfaatan IT untuk olimpiade juga sebagai persiapan pelaksanaan ujian akhir SD menggunakan sistem CBT (computer based test). Dengan CBT media ujian berupa seperangkat komputer dan software khusus yang telah diunduh sebelumnya, bukan lagi menggunakan kertas sebagaimana sebelumnya.

"Kami ingin membiasakan anak-anak SD mengerjakan soal lewat layar komputer. Rencananya tahun 2018 mendatang sistem ini akan dimulai untuk tingkat SD. Kalau SMA dan SMK sudah dilaksanakan sejak tahun kemarin, sedangkan tingkat SMP dimulai tahun ini," kata Sulihtiyono.

Setiap anak mengerjakan soal sebanyak 50 butir dengan soal yang diacak. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal sebanyak 60 menit. "Karena soalnya diacak jadi mereka tidak bisa saling mencontek, ini juga untuk melatih kemandirian dan kejujuran siswa," kata Sulihtiyono.

(MT/MT)
  1. Info Kota
  2. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA