1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi gelar pelatihan Pemuda Sinergis dengan SMK

"Dengan pelatihan ini, kita ingin melahirkan pemuda-pemuda yang memiliki keterampilan tertentu, yang bisa menjadi bekal berwirausaha," kata Anas.

Bupati Banyuwangi pantau pelatihan Pemuda Sinergis. ©2017 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Selasa, 14 Februari 2017 18:04

Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus mendorong anak-anak muda di desa-desa bisa mandiri dan membuka peluang usaha baru. Salah satu cara yang ditempuh pemkab adalah menggelar pelatihan keterampilan yang bersinergi dengan sekolah kejuruan.

Seperti Selasa siang (14/2) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Genteng yang sedang berlangsung pelatihan perbengkelan. Pelatihan ini diikuti 160 pemuda berasal dari 16 desa dari berbagai kecamatan.

"Dengan pelatihan ini, kita ingin melahirkan pemuda-pemuda yang memiliki keterampilan tertentu, yang bisa menjadi bekal untuk berwirausaha. Mereka yang ikut pelatihan ini adalah pemuda desa yang memang memiliki keinginan kuat untuk maju. Rata-rata mereka sudah ada kemampuan dasar, di sini kita tinggal mengasah dan menambah keterampilan mereka," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka pelatihan perbengkelan.

Menurut Anas, sinergi pelatihan dengan SMK ini sangat penting. Hal ini untuk mengintegrasikan setiap program pelatihan pemerintah dengan SMK. "Sengaja kita optimalkan dengan SMK, karena selain memiliki tenaga ahli, mereka juga terdapat fasilitas yang memadai," ujarnya.

Selain itu, kata dia, dengan digabungnya pemuda dan siswa dalam satu paket pelatihan perbengkelan ini follow-up-nya bisa terukur. Sehingga hasil dari pelatihan ini lebih optimal begitu juga dengan ketepatan sasarannya juga terukur.

"Pelajar SMK dan pemuda mereka bisa saling berbagi pengalaman. Siswa yang selama ini banyak ilmu, bisa sharing dengan pemuda desa yang menemui banyak kasus karena praktik langsung di bengkelnya. Banyak manfaatnya," kata Anas.

Selain perbengkelan, pemkab juga akan melibatkan jurusan lain di sejumlah SMK untuk sinergis pelatihan ini. Seperti pelatihan batik digelar di SMK yang memiliki jurusan batik, pelatihan agen travel digelar di SMK jurusan pariwisata. Begitu juga pelatihan kuliner akan melibatkan jurusan tata boga.

"Tahun ini kita ada sekitar 600 pelatihan, yang nantinya tetap akan kita sinergikan dengan jurusan SMK yang tersedia. Targetnya, anak-anak desa yang memiliki keterampilan dasar tapi belum terasah akan kami integrasikan dengan siswa-siswa SMK. Tujuan akhirnya, tak lain membentuk jiwa wirausaha yang mandiri," kata Anas.

Pelatihan perbengkelan yang digelar di SMK Muhammadiyah 2 Genteng ini tergolong istimewa. Selain dibimbing instruktur handal dari SMK dan praktisi, bengkel SMK yang jadi laboratorium untuk pelatihan ini sangat lengkap. Mulai dari bengkel mobil yang standartnya seperti bengkel dealer. Serta telah bekerja sama dengan ASCO Daihatsu dan PT Astra Honda Motor (AHM).

Salah satu peserta, Fandi Siswanto (21). Pemuda asal Wongsorejo ini merasa senang bisa mengikuti pelatihan ini. Selama ini dia hanya tahu ilmu perbengkelan dari bengkel tempatnya bekerja. "Dengan ikut pelatihan ini, bisa lebih banyak tahu ilmu permesinan dan perbengkelan. Dan ini pun gratis, bagi saya ini benar-benar menyenangkan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Wawan Yadmadi menambahkan, para pemuda ini akan mengikuti pelatihan selama lima hari 14 – 18 Februari 2017. Selain diikuti oleh pemuda desa, pelatihan ini juga diikuti pelajar SMA/SMK yang memang tertarik untuk menekuni masalah perbengkelan.

"Desa asal pemuda yang mengikuti pelatihan ini juga tidak asal pilih. Namun kami pilih mereka yang berasal dari desa yang tingkat kemiskinannya agak tinggi," ujar Wawan.

Pelatihan ini, lanjut dia, melibatkan 32 instruktur ahli perbengkelan dari desa dan sekolah kejuruan kualifikasi. "Usai pelatihan, mereka tak hanya sekadar mengerti ilmu perbengkelan, tapi juga akan diberi sertifikat tanda lulus pelatihan. Dan ini bisa dijadikan sebagai modal dasar mencari pekerjaan di bidang perbengkelan," kata Wawan.

Menurut Wawan, tahun 2017 ini menganggarkan Rp 1,8 miliar untuk melatih dan membekali pemuda desa untuk mandiri. Di antaranya, pelatihan las, elektro, kerajinan, sablon, anyaman bambu. Lokasinya disesuaikan dengan kualifikasi SMK.

"Sasaran kita adalah anak-anak muda yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal. Mereka kita latih agar bisa mandiri," kata Wawan.

(MT/MT)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA