1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pemkab Banyuwangi bentuk Tim Garda Ampuh cari anak putus sekolah

Hal ini untuk menjamin keberlangsungan anak putus sekolah agar bisa menempuh pendidikan hingga tamat.

Ilustrasi anak sekolah. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Senin, 02 Mei 2016 11:36

Merdeka.com, Banyuwangi - Pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Pemkab Banyuwangi meluncurkan Program Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah atau Garda Ampuh. ‎Ini sebagai upaya pemerintah daerah mengentas kemiskinan warga Bumi Blambangan, khususnya anak putus sekolah.

Menurut Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono Program Garda Ampuh merupakan gerakan mengajak anak putus sekolah untuk back to school dengan biaya gratis. "Gerakan ini bagian dari upaya pelaksanaan wajib belajar 12 tahun dan kita berusaha menjamin akses pendidikan hingga SMA/SMK bagi anak usia sekolah," kata Sulihtiyono, Senin (2/5).

Menurutnya masih banyak ditemukan anak usia sekolah di Banyuwangi tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena pelbagai alasan. "Sementara salah satu butir nawa cita pendidikan Presiden Jokowi adalah menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun dan gerakan ini adalah perwujudannya. Upaya kami juga untuk menuntaskan pendidikan 12 tahun," ujar dia.

Maka dari itu dibentuklah tim 'pemburu' untuk menjaring anak putus sekolah berbasis dusun. Tim ini terdiri dari para pendidik, camat, kepala desa hingga ketua RW/RT. "Mekanismenya setiap RT mencari data warga miskin yang tidak sekolah di lingkungannya masing-masing. Kemudian datanya diserahkan ke desa atau kelurahan lalu diteruskan ke kecamatan," kata Sulihtiyono .

Selanjutnya ‎data di kecamatan diserahkan ke UPTD dinas pendidikan agar segera ditindaklanjuti dengan koordinasi bersama kepala sekolah terdekat untuk menitipkan anak putus sekolah yang dimaksud. "Bagi warga yang mengetahui ada anak putus sekolah sebelum tamat SMA, kami harap segera melapor ke RT/RW atau bisa melaporkannya ke Dinas Pendidikan dan akan segera kami tindaklanjuti," tegasnya.  

Untuk menjamin keberlangsungan si anak putus sekolah agar bisa menempuh pendidikannya, Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan beasiswa berbentuk Kartu Banyuwangi Cerdas (KBC). "Dengan memegang kartu ini mereka bisa bersekolah di manapun sesuai jenjang yang diinginkan. Semua biaya ditanggung pemerintah, mulai kebutuhan seragam, tas, sepatu dan alat tulis hingga transport akan dipenuhi pemerintah," kata dia.

Dia merinci ‎untuk anggaran program beasiswa di Tahun 2016 ini Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan Rp 3,33 miliar. Jumlah ini meningkat dibanding 2015 lalu yang hanya Rp 855 juta. "Beasiswa ini tidak diberikan secara tunai kepada tiap-tiap anak, melainkan diberikan ke sekolah-sekolah yang menjadi tempat belajar mereka," katanya.

Program ini telah dimulai sejak akhir 2013 lalu. Pada 2014 pemerintah telah menyekolahkan 1.052 anak usia sekolah terdiri dari 678 SMA, 340 SMP dan 34 anak SD. Selanjutnya di Tahun 2015 1.037 anak dengan rincian 638 SMA, 343 pelajar SMP dan 56 SD.

"Pada awal tahun ini, tim telah mengidentifikasi ada 2.052 anak putus sekolah dengan beragam alasan. Mereka terdiri dari 1.066 pelajar SMA, 775 SMP, dan 211 SD. Mereka ini yang akan mendapatkan beasiswa dan akan selesaikan pendidikannya hingga lulus SLTA dengan biaya murni dari pemerintah," ujar Sulihtiyono.

Mekanisme penuntasan anak-anak putus sekolah ini ada tiga skema. Pertama, anak yang ditemukan drop out sesuai usianya, misalnya saat kelas III atau IV SD, langsung dikembalikan ke sekolah normal. Skema kedua, jika ditemukan putusanya di kelas VI tidak perlu dikembalikan, tetapi langsung ikut ujian akhir dengan diberi modul sebagai bahan mengerjakan ujian.

"Ketiga, jika ditemukan sudah lewat usianya bisa diikutkan program paket. Kalau masih setingkat SD bisa ikut kejar paket A, untuk SMP paket B dan SMA paket C. Sebelum ikut ujian kejar paket mereka akan diberi pembelajaran dengan crash program atau belajar yang dipadatkan," kata dia.

Jika kasus-kasus penuntasan ini tidak memungkinkan dilakukan dengan skenaro pertama hingga ketiga, Pemkab Banyuwangi masih memberikan pilihan kepada mereka dengan memberikan program pendidikan kecakapan kerja dan wirausaha. "Contohnya dengan memberi pelatihan adminitrasi kantor, baby sitter ataupun ketrampilan lain untuk bekal hidupnya kelak," kata Sulihtiyono.

(FF/MA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Hari Pendidikan Nasional
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA