1. BANYUWANGI
  2. GAYA HIDUP

Petani kebun organik Banyuwangi, bekali anak-anak bertani sehat

Dalam kesempatan tersebut, Mangil juga memberikan pengalaman kepada anak-anak untuk mencoba memanen cabai, terong danpaprika.

Anak-anak Kampoeng Batara belajar bertani organik. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 18 Januari 2018 14:43

Merdeka.com, Banyuwangi - Puluhan anak-anak pendidikan alternatif Kampoeng Batara, pagi itu, diundang untuk menghadiri kebun pertanian organik di Dusun Sumberasih, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Pemilik kebun organik, Mangil Kusnanto, mencoba mengenalkan bertani sehat kepada Anak-anak sejak dini. Dia berharap, menjadi petani juga butuh memikirkan bagaimana bisa menghasilkan produk yang sehat konsumsi, enak dan tentunya meningkatkan nilai jual.

Lahan seluas satu hektare di kawasan kaki Gunung Raung ini terlihat hijau dengan berbagai tanaman sayuran dan buah organik, dengan berbagai metode penanaman. Ada yang menggunakan sistem media air (Hidroponik) dan langsung ke media tanah.

"Mulai pengenalan hidroponik, bahwa tanaman itu tidak harus di tanah, tapi menggunakan air itu juga bisa tumbuh, seperti untuk tanaman seledri, sayur ini," ujar Mangil saat memberikan materi kepada anak-anak Kampoeng Batara, Minggu (14/1).

Puluhan anak-anak Kampoeng Batara yang hadir asal Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi, rata-rata masih usia sekolah mulai TK sampai SMP. Dalam kesempatan tersebut, Mangil juga memberikan pengalaman kepada anak-anak untuk mencoba memanen cabai, terong, paprika, kentang, serta buah semangka dan melon.

"Jadi saya cuma ingin berbagi kepada anak-anak kalau bertani harus yang sehat. Kalau yang alami masih bisa, kenapa enggak. Rasanya juga lebih enak. Jadi tidak ada zat kimia berbahaya," terangnya.

Selain itu, kata Mangil, pertanian organik lebih banyak yang berminat, sehingga memudahkan dirinya untuk menjual dengan harga lebih tinggi.

"Kalau jualnya gampang, banyak yang nyari. Seperti di supermarket, dan harganya lebih tinggi," jelasnya.

Salah satu peserta Kampoeng Batara, Irvan Efendi (12) mengaku senang bisa belajar sambil berwisata mengenal pertanian organik. "Rasanya lebih segar, enak. Tadi langsung tak makan sayurnya," katanya.

Efendi juga mendapatkan pengalaman baru, ternyata untuk bercocok tanam tidak harus memiliki lahan luas. Cukup bisa memanfaatkan lahan rumah sekitar dengan media tanam polybag atau sistem hidroponik.

"Saya baru tahu kalau sayuran bisa ditanam pakai air yang ngalir di pipa itu," ujarnya.

(FF/MUA)
  1. Pertanian
  2. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA