1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Malaysia & Thailand terpesona durian merah Banyuwangi sampai kirim tim

Mereka bejalar cara mengembangbiakkan durian merah.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Minggu, 17 April 2016 15:46

Merdeka.com, Banyuwangi - Durian Merah di Banyuwangi, Jawa Timur cukup langka. Pohonnya hanya ada di lima kecamatan, yaitu di Kalipuro, Songgon, Licin, Giri dan Glagah. Namun karena rasanya luar biasa, durian eksotis asli Bumi Blambangan ini selalu menjadi buruan.

Tak cuma wisatawan yang singgah di Banyuwangi, warga lokal penasaran ingin mencicipi durian yang harganya bisa mencapai Rp 250 ribu per biji tersebut.  Kabar terbaru, para peneliti asal Malaysia, Brunai, Thailand dan Australia juga penasaraan dengan si 'cantik' Durian Merah tersebut.

Mereka ingin melakukan riset pengembangan buah khas tropis tersebut, mulai dari bagaimana cara tanam hingga pembesarannya. Para peneliti asing ini, khusus dikirim negaranya untuk mempelajari Durian Merah Banyuwangi agar bisa dikembangkan di negara asalnya.

Dan ‎untuk mengetahui lebih banyak soal buh khas Banyuwangi, para peneliti itupun datang ke ahlinya; Eko Mulyantoro. PNS berusia 44 tahun ini, memang dipercaya Pemkab Banyuwangi untuk meneliti serta mengembangkan Durian Merah di Tanah Osing (Using), dan terbukti sukses.

"Yang datang ke sini tidak sembarangan. Mereka ada yang dari Agriculture and Riset Development, Kementerian Sains dan Teknologi Malaysia serta Atase Pertanian Kedutaan Thailand," terang Eko beberapa hari lalu.

Ketua Forum Pemerhati Holtikultura Banyuwangi tersebut, berhasil mengembangkan jenis Durian Merah menjadi 65 varian. Namun baru 25 jenis yang bisa dikonsumsi, dua diantaranya menjadi andalan Bumi Blambangan, yaitu Durian Merah Balqis dan Sunrise of Java (SOJ).

Eko mengaku, sebagai peneliti dan pengembang Durian Merah, dia memiliki target menghasilkan buah unggulan yang bisa diekspor. "Saat ini ada 11 varietas yang tengah dikembangkan untuk memenuhi target itu. Target kami ya Durian Merah Banyuwangi bisa menembus pasar Eropa," katanya.

Eko melanjutkan, keunggulan Durian Merah dikembangkan pihaknya antara lain; buah tidak berbau, warna buah merah batik (grafis), biji tipis dan berdaging tebal, kulit durian selalu hijau serta non alkoholik yang tidak membuat perut kembung apabila dikonsumsi.  

Sampai sekarang, pengembangan Durian Merah masih terus dilakukan. Ada 15 ribu bibit sudah disebar Pemkab Banyuwangi kepada warga beberapa tahun terakhir.

Dari 15 ribu pohon yang sudah ditanam, 1.500 pohon telah tumbuh besar, dan 200 pohon di antaranya sudah berbuah secara produktif. Setiap tahun, rata-rata, sekitar 1.700 Durian Merah dipanen. "Kami terus mengembakannya dengan merangkul para petani melalui pemberian bibit maupun spesimen secara gratis."

"Kami berharap makin banyak petani yang mau menanam durian ini. Karena nilai ekonomisnya tinggi. Per kilogramnya saja, bisa mencapai antara Rp 150 ribu hingga 175 ribu rupiah. Ini bisa menjadi sumber pendapatan lebih, bagi siapapun yang ingin mengembangkan," sambungnya.

Sekadar tahu, si 'cantik' Durian Merah khas Banyuwangi semula hanya ada lima pohon yang produktif. Namun hasil buahnya kecil dengan biji yang besar. Pohon Durian Merah juga sudah berusia tua, karena tumbuh sejak beberapa generasi.

Kemudian, melalui Eko Cs, Pemkab Banyuwangi melakukan pengembangan agar menghasilkan buah Durian Merah berkualitas baik. Caranya, dengan proses polinasi atau penyerbukan di kawasan yang sesuai syarat tumbuh.

Dan kawasan yang cocok untuk menanam Durian Merah hanya ada di lima kecamatan, yaitu Kalipuro, Songgon, Licin, Giri dan Glagah. ‎Sebab, di lima kecamatan ini tanahnya mengandung unsur hara istimewa.

Tanah di lima kecamatan ini mendapatkan asupan sulfur dari Gunung Ijen dan Gunung Raung serta hawa laut dari Selat Bali yang kaya akan mineral. Sehingga berpengaruh pada karateristik buah Durian Merah, yang gurih dan lezat.

‎Dari hasil polinasi, menghasilkan 10 hingga 25 jenis Durian Merah berbeda-beda. Namun saat biji buah disemai, tidak semuanya bisa tumbuh menjadi tunas. Sementara tunas-tunas yang tumbuh menjadi cikal-bakal Durian Merah kini mencapai 65 varietas‎ tersebut.

Tunas-tunas itu kemudian dipotong dan ditempel ke pohon yang sudah besar dengan metode top walking. Sebab, dengan metode ini, petani Durian Merah tak perlu menunggu sampai bertahun-tahun agar bisa panen. Hanya butuh waktu 2,5 tahun saja, pohon Durian Merah sudah bisa produksi.

(MH/MA)
  1. Khas Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA