1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Bupati Anas dorong Iksass kembangkan pendidikan di Banyuwangi

"IKSASS sebagai salah satu jaringan alumni pesantren yang cukup besar harus menjadi pendorong utama di sektor pendidikan," kata Anas.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2018 Merdeka.com Reporter : Endang Saputra | Sabtu, 12 Mei 2018 10:34

Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendorong Ikatan Santri Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Safiiyah Situbondo (IKSASS) Cabang Banyuwangi untuk terlibat aktif dalam pengembangan pendidikan di Banyuwangi. Hal tersebut disampaikan Anas saat memberikan sambutan dalam pembukaan musyawarah besar (Mubes) ke-IX IKSASS Banyuwangi di PP Darussalam, Kalibaru, Banyuwangi, Jumat (11/5).

"IKSASS sebagai salah satu jaringan alumni pesantren yang cukup besar harus menjadi pendorong utama di sektor pendidikan," kata Anas.

Alumni Salafiyah Syafiiyah, lanjut Anas, banyak yang memiliki kompetensi yang memadai untuk menjadi penggerak di bidang pendidikan. Baik pendidikan agama maupun non-agama, baik formal maupun non-formal.

"Dari pendidikan keagamaan, Salafiyah Syafiiyah tidak lagi diragukan kwalitasnya sebagai pesantren besar di Jawa Timur. Begitu pula pendidikan umumnya. Dengan peresmian Universitas Ibrahimy, menjadi penanda penting pendidikan yang komprehensif," ungkap Anas.

Lebih lanjut Anas meminta, IKSASS bersama pemerintah menjadi inovator di tengah berbagai problema pendidikan agama.

"Saat ini, anak mondok tidak seperti dulu yang cukup lama. Namun masanya mengikuti lama waktu sekolahnya yang rata-rata hanya tiga tahun. Ini perlu inovasi pendidikan keagamaan yang lebih ringkas," kata dia.

Inovasi dalam pengajaran ilmu gramatika bahasa Arab (nahwu dan shorof) menjadi sesuatu yang dicontohkan Anas. Dengan penguasaan gramatika bahasa Arab yang kuat, bisa menjadi pintu gerbang untuk menguasai khazanah keagamaan yang lebih luas.

Selain itu, Anas juga meminta kepada segenap anggota IKSASS untuk terlibat aktif di dalam berdakwah di media sosial. Medsos saat ini menjadi elemen penting manusia untuk mencari referensi. Termasuk dalam masalah keagamaan.

"Pesantren dengan dakwahnya yang moderat dan nasionalistik, perlu merambah dunia medsos. Jangan sampai youtube, facebook, instagram, twitter dan lain sebagainya dikuasai okeh ajaran-ajaran Islam yang syarat kebencian dan menebar permusuhan," katanya.

(ES/ES)
  1. Abdullah Azwar Anas
  2. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA