1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Demi pedagang, Bupati Anas tolak investor di Pasar Induk Banyuwangi

Para pedagang juga bisa mengatur sendiri proyek tersebut dengan berembuk sesama pedagang.

Anas saat berdiskusi dengan pedagang. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Kamis, 29 September 2016 14:19

Merdeka.com, Banyuwangi - Demi para pedagang, Bupati Abdullah Azwar Anas berjanji tak libatkan investor dalam pembangunan Pasar Induk Banyuwangi, Jawa Timur. Renovasi pasar tradisonal ini akan segera dilakukan pada 2017 mendatang. “Proyek ini murni dari pemerintah. Dana sudah kita siapkan. Kami tidak melibatkan investor dalam pembangunan Pasar Banyuwangi ini. Sudah banyak investor datang, tapi kami tolak. Ini karena kami tidak ingin para pedagang malah terbebani pelbagai macam syarat dari investor nantinya,” kata Bupati Anas, Kamis (29/9).

Revitalisasi Pasar Induk Banyuwangi ini sendiri, dilakukan dua tahap. Pertama dibangun adalah pasar sisi utara dengan 230 los x 2 lantai. Pembangunan pasar dua lantai ini, menggunakan dana APBD kabupaten dan provinsi sekitar Rp 20-25 miliar. Untuk dana relokasi dan sosialisasi, Pemkab Banyuwangi telah menyiapkan dana Rp 2,4 miliar.

Setelah pembangunan pasar sisi utara selesai, baru dilanjutkan yang sisi selatan. Untuk pasar sisi selatan ini, menggunakan dana APBN sekitar Rp 36 miliar. Pasar Induk Banyuwangi di sisi selatan ini memiliki 1072 los, yang juga terbagi dua lantai.  

“Untuk tahap awal, kita bangun yang sisi utara dulu. Karena ini murni proyek pemerintah daerah, maka kita persilahkan para pedagang ikut berembuk dan mengomentarai desain yang kami ajukan. Mereka boleh tidak setuju, dan desainnya akan kita rubah.”

Dia melqanjutkan, para pedagang juga bisa mengatur sendiri proyek tersebut dengan berembuk sesama pedagang. “Mereka harus bersepakat dulu. Jika tidak pembangunan tidak akan kita lakukan dan dananya kita alihkan untuk infrastruktur yang lain. Kalau pedagang sudah setuju, baru akan kita lelang pembangunannya, karena ini menggunakan anggaran yang besar, maka aturannya harus dilelang,” sambungnya.

Menurut Anas, membangun fasilitas publik tidak bisa dilakukan dengan paksaan, apalagi tempat tersebut menjadi sandaran ekonomi masyarakat. Agar ke depan pasar menjadi tempat nyaman, baik bagi pedagang maupun pembelinya.

“Kami tidak ingin ada penggusuran. Pedagang harus tetap diberi tempat layak. Makanya kami tidak ingin ada investor dalam proyek pembangunan ini. Dialog kita kedepankan, untuk informasi yang akurat. Dengan dialog,  kita cari tahu maunya pedagang seperti apa. Semua akan kita tampung untuk kepentingan bersama,” ujarnya.

(FF/MA)
  1. Info Banyuwangi
  2. Pasar Tradisional Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA