1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Dialog Kepemudaan kuatkan nilai kebangsaan dan kebhinekaan

Acara ini menghadirkan dua narasumber, Kepala Staf Kodim 0825 dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi.

Dialog Kepemudaan di Banyuwangi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Suci Rachmaningtyas | Jum'at, 09 Desember 2016 13:48

Merdeka.com, Banyuwangi - Ratusan pemuda dari berbagai organisasi kepemudaan di Banyuwangi berdialog untuk menguatkan kembali nilai-nilai kebangsaan. Mereka berkumpul untuk membahas bersama solusi masalah sosial yang tumbuh di masyarakat.

Para pemuda tersebut datang dari berbagai organisasi kepemudaaan. Antara lain Anshor, Muhammadiyah, Katholik, Pemuda Kristen, Pemuda Hindu, Pemuda Budha, Pemuda Pancasila, Pemuda Panca Marga (PPM). Dialog ini digagas oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Banyuwangi.

Dikatakan Pelaksana Tugas (Plt) Kadispora Wawan Yadmadi dialog ini dibutuhkan menjaga kerukunan lintas pemuda. Di tengah beragam isu yang berkembang saat ini, menurut Wawan perlu saling menumbuhkan kesepahaman bersama.

"Selain berbicara tentang pentingnya menjaga kerukunan dalam keberagaman, diskusi ini juga mendorong kaum muda bisa ikut berkontribusi dalam permasalahan-permasalahan kemasyarakatan. Tantangan pemuda saat ini, seperti halnya narkoba, HIV/AIDS dan pengangguran, harus menjadi perhatian kita bersama," ujar Wawan, Kamis (8/12).

Generasi muda menurut Wawan, selayaknya dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan yang bersifat konstruktif. “Lewat diskusi kecil ini, kami ingin mendengar ide dan solusi mereka. Ide-ide ini nanti akan kita rangkum dan tuangkan dalam satu kebijakan. Misalkan kita akan tahu apa saja pelatihan yang perlu kita fasilitasi di era sekarang untuk meningkatkan daya saing pemuda Banyuwangi," kata Wawan.

Salah satu pemuda yang hadir, Rifqi Nurul Huda, salah seorang kader bela negara binaan Kodim 0825. Ia megatakan bahwa pemuda di zaman sekarang perlu dikuatkan kembali nilai-nilai kebangsaan ini hingga ke tingkat kader paling bawah.

Menurut dia, etika kebangsaan pemuda mulai luntur yang dicerminkan dari kegiatan kepemudaan yang mulai jarang ditemukan. Misalnya Karang Taruna yang dulunya sangat intens, sekarang sudah tidak eksis.

“Kami akan lanjutkan penguatan nilai-nilai kebangaan ini ke kader yang ada di desa-desa melalui karang taruna. Wawasan kebhinekaan memang perlu agar bisa menjadi landasan kami setiap melakukan kegiatan. Sehingga tak ada perbedaan dari pemuda mana, yang penting misinya,” kata Rifqi.  

Acara ini menghadirkan dua narasumber, yakni Kepala Staf Kodim 0825 dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Banyuwangi, Wiyono. Penguatan kebangsaan adalah menanamkan kembali nilai-nilai nasionalisme dan kebangsaan yang mulai pudar di dalam diri pemuda. “Tidak perlu ada perbedaan dari mana asal pemuda. Kaum muda harus jadi perekat dalam setiap langkah membangun negeri atau daerah,” ujar Wiyono.

(FF/SR)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA