1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Namanya diabadikan sebagai nama padi varietas unggul, Anas tersenyum

Pemberian nama ini tak lepas dari peran Anas yang dianggap sebagai pemimpin yang selalu hadir memberi semangat kepada warganya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Selasa, 19 April 2016 16:29

Merdeka.com, Banyuwangi - Sejumlah petani Desa Sumber Baru, Kecamatan Singojuruh menjadikan nama Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas sebagai nama ‎salah satu varian padi organik yang telah dikembangkan.

"Mohon izin Pak Bupati, padi-padi ini belum ada namanya. Sementara masih nama lokal seperti Watudodol, Joglo 1, Joglo 2 dan sebagainya. Mohon nama bapak sudi dijadikan nama salah satu padi organik yang telah kita kembangkan menjadi 20 jenis ini," kata Ketua Kelompok Tani Mendo Sampurno Samanhudi pada Anas,  Selasa (19/4).

Pemberian nama ini tak lepas dari peran orang nomor satu di Bumi Blambangan. Ia dianggap sebagai pemimpin yang selalu hadir memberi semangat warganya untuk terus berkembang menjadi masyarakat mandiri dan berdaya secara ekonomi.

Dengan senyum, bupati dua periode ini menyebut nama A3 yang artinya Abdullah Azwar Anas. "Ya sudah A3 saja," jawab Anas.

Pada kesempatan itu, Anas memanen padi organik bersama petani di Desa Sumber Baru. Meski berada di pelosok, suami Ipuk Fiestiandani ini masih menyempatkan hadir di desa yang berada di bawah kaki Gunung Raung tersebut.

‎Ada 20 varian padi organik yang dikembangkan kelompok tani Mendo Sampurno melalui plasma nutfah. Varian itu terdiri dari 16 jenis padi merah dan empat padi hitam. Sedangkan jenis beras merah organik banyak diminati warga Amerika, Qatar, China dan Belanda.

‎Pengembangan padi organik melalui proses penyilangan dengan padi lokal ini. Menggunakan metode System of Rice Intensification (SRI) dengan hasil panen mencapai 9 ton per hektare.

‎‎Menurut Samanhudi, produksi beras organik didasarkan pada ketinggian lahan. Misalkan di ketinggian 0 sampai 100 meter dari permukaan laut (mdpl) bisa mencapai 9 ton per hektar. Sedangkan ketinggoan 100 sampai 200 mdpl hasilnya bisa mencapai 7 ton per hektar, untuk ketinggian 200 sampai 900 mdpl mencapai 4,5 hingga 5,5 ton per hektar dalam sekali panen.

Area pengembangan padi organik saat ini telah mencapai 70 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan di Banyuwangi, yaitu di Kecamatan Kalibaru, Glenmore, Sempu, Genteng, Singojuruh, Kabat dan Licin.

Harga beras organik sendiri cukup mahal. Saat ini dipasaran harga beras merah dibandrol Rp 22 ribu hingga 25 ribu rupiah per kilogram. Sedangkan beras hitam dijual dengan harga Rp 50 ribu per kilogram.

(FF/MA)
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA