1. BANYUWANGI
  2. KULINER

Gurihnya kuliner tempo dulu dalam sebungkus Nasi Lemang

Tak hanya menikmati kelezatannya, pecinta kuliner pun bisa sambil belajar asal-usul sejarah Nasi Lemang.

Nasi Lemang khas Desa Banjar. ©2017 Merdeka.com Reporter : Farah Fuadona | Jum'at, 10 Februari 2017 13:14

Merdeka.com, Banyuwangi - Bagi warga Desa Banjar, Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi, Nasi Lemang bukan sekedar panganan pelepas rasa lapar. Dalam sebungkus Nasi Lemang ada kenikmatan serta nilai historis di dalamnya.

Dari cerita turun-menurun warga Desa Banjar, Nasi Lemang ini pertama kali dibuat pada pada masa pendudukan penjajah Belanda. "Dulu Nasi Lemang ini dibuat masyarakat saat zaman perang. Karena banyak yang takut ditangkap pihak Belanda, banyak masyarakat yang lari ke hutan dengan membawa bekal sederhana," kata Kepala Desa Banjar, Nur Hariri, Jumat (11/2).

Bekal yang dibawa seadanya ini berupa beras dan rempah-rempah sederhana. Kemudian diolah menjadi Nasi Lemang. Nama lemang sendiri, menurut Hariri berasal dari bahas Jawa yang bermakna melemang alias membakar.

Cara membuat Nasi Lemang ini sangat mudah. Beras yang sudah cuci kemudian diberi bumbu rempah-rempah serta santan selanjutnya dibungkus daun pisang dan dimasukkan ke dalam batang bambu yang sudah dipotong pendek. Bambu yang sudah berisi bungkusan nasi itu lalu dibakar hingga mengeluarkan wangi yang harum.

"Ini resep yang sudah dimodifikasi, kalau resep Nasi Lemang yang asli hanya menggunakan garam untuk memberi rasa pada nasi," ujar Hariri.

Pasca kemerdekaan Indonesia, Nasi Lemang masih tetap dipertahankan oleh masyarakat Desa Banjar. Saat ini Nasi Lemang biasanya dinikmati sebagai bekal para pencari bambu di hutan untuk menyadap nira.

"Biasanya kami kalau ke hutan hanya membawa bekal beras dan rempah-rempah. Untuk pengganti daun pisang menggunakan daun pohon kecandik. Kalau bahan bakar di hutan itu melimpah semua sudah tersedia," kata Ketua Adat Desa Banjar, Lukman Hakim.

Melihat potensi khasanah kekayaan kuliner lokal masyarakat Desa Banjar ini. Pemilik Cafe Kopi Oseng Plantation, Teguh Siswanto, mencoba mengangkatnya ke dalam menu yang lebih berkelas.

Berlokasi di jalan utama menuju Kawah Ijen, Kopi Oseng Plantation banyak dikunjungi wisatawan baik dalam dan luar negeri. "Sengaja Nasi Lemang ini saya masukkan ke dalam menu, dengan niatan bisa dijadikan bekal atau dinikmati selepas mendaki kawah," ujar Teguh.

 

(FF/FF)
  1. kuliner
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA