1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Banyuwangi akan bangun Infrastruktur sumber daya air bagi petani

Salah satu embung yang dibangun adalah embung berkapasitas sedang, yaitu embung Tasmuin di Kecamatan Songgon.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2017 Merdeka.com Editor : Farah Fuadona | Jum'at, 06 Januari 2017 16:21

Merdeka.com, Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi menetapkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai salah satu prioritas pada 2017. Fokus infrastruktur pertanian yang dibangun adalah fasilitas sumber daya air seperti embung serta jalan raya sebagai penghubung antar desa. Hal ini semata-mata untuk memudahkan petani dalam mendistribusikan hasil panennya. Khusus untuk infrastruktur sumber daya air, dana yang disiapkan pada 2017 mencapai Rp 150 miliar.

”Pembangunan infrastruktur pertanian ini meneruskan program-program kami dalam empat tahun terakhir. Sektor pertanian adalah salah satu sektor terpenting dalam perekonomian masyarakat Banyuwangi. Jadi selain teknis pertaniannya kami perkuat, misalnya dengan inovasi budi daya maupun pasca panen. Kami juga bangun infrastrukturnya terutama untuk sumber daya air. Aliran air ke lahan harus dipastikan tidak macet dan dalam jumlah yang cukup,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat memimpin Rapat Koordinasi Bidang Infrastruktur di Banyuwangi, Jumat (6/1).

Di Banyuwangi jaringan irigasi primer mencapai 3.718 kilometer, irigasi sekunder 2.204 kilometer dan irigasi tersier 797 kilometer. Jaringan tersebut mengairi sekitar 66.000 hektar sawah. Selain itu, ada kawasan perkebunan sekitar 82.000 hektar yang juga membutuhkan air dalam skala tertentu.

Untuk memperluas layanan sumber daya air bagi sektor pertanian di Banyuwangi. Pihaknya bakal kembali menambah jumlah embung baru pada tahun ini. Rencananya akan dibangun 15 embung baru dengan kapasitas tiap embung 2000-5000 meter kubik. Jaringan irigasi tersier juga bakal dibenahi dan ditambah sebagai upaya percepatan daya hantar air dari hulu ke lahan-lahan pertanian.

Selain infrastruktur sumber daya air, pembangunan infrastruktur pertanian juga difokuskan ke jalan usaha tani untuk menunjang aspek pasca panen. “Aksesibilitas jalan antar desa dan kecamatan dibangun dan diperbaiki. Ini agar proses pemasaran hasil-hasil pertanian dari desa ke kota berjalan dengan lancar. Dengan aksesibilitas yang meningkat membuka peluang pasar yang lebih besar bagi petani,” ujar Anas.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Guntur Priambodo mengatakan dengan pembangunan irigasi secara berkelanjutan. Pihaknya menargetkan persentase ketersediaan air bagi petani bertambah dari saat ini 200 persen menjadi 230 persen dalam dua atau tiga tahun ke depan. Artinya sebagian petani atau sekitar 30 persen bisa menambah jumlah masa tanamnya. Dari yang dulu cuma dua kali bisa menjadi tiga kali dalam setahun.

Salah satu embung yang dibangun adalah embung berkapasitas sedang, yaitu embung Tasmuin di Kecamatan Songgon. Embung ini berkapasitas 500 ribu meter kubik. Selain itu, empat embung besar berkapasitas hingga 2 juta meter kubik disiapkan di Banyuwangi wilayah selatan.

Jika ini terealisasi maka ketersediaan airnya hampir menyamai Waduk Bajulmati di Wongsorejo atau kawasan Banyuwangi utara yang mencapai 10 juta meter kubik.

(FF)
  1. Info Banyuwangi
  2. Pertanian
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA