1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Pemkab Banyuwangi koordinasi dini untuk siaga di 11 kecamatan rawan banjir longsor

Didentisifiaksi rawan bencana, mulai banjir, tanah longsor dan angin puting beliung antara lain di Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 07 Februari 2018 12:20

Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memerintahkan jajaran lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk selalu tanggap terhadap 11 kecamatan di Kabupaten Banyuwangi yang diprediksi rawan bencana banjir dan longsor.

Hal ini, kata Anas, perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk bila terjadi bencana selama musim hujan di Bulan Februari ini.

"BPBD sudah saya minta siaga. Dinas Pengairan, rutin mengecek dan aliran sungai saat hujan. Bahkan petugas pintu air siap siaga setiap waktu memonitor debit kalau hujan turun," kata Anas, Selasa (6/2).

Selama musim penghujan ini, kecamatan yang diprediksi rawan diharuskan selalu mengingatkan warganya. "Kita tidak pernah tahu bencana akan datang, tetapi setidaknya kita sudah harus mengantispasi untuk meminimalisir dampaknya," jelasnya.

Kepala BPBD Banyuwangi, Fajar Suasana, memastikan akan terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan aparat lain, seperti BMKG, Dinas Pengairan, dan kecamatan yang rawan bencana, termasuk para relawan. Peralatan dan pengawasan ddan akan di intensifkan.

Beberapa daerah, kata dia yang telah didentisifiaksi rawan bencana, mulai banjir, tanah longsor dan angin puting beliung antara lain di Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Muncar, Pesanggaran, Siliragung, Rogojampi, dan lainnya.  Sementara yang rawan tanah longsor, ada di 9 kecamatan, seperti Songgon, Licin, Glagah, Kalibaru, Bangorejo, Siliragung, dan Pesanggaran.

"Daerah yang rawan terkena bencana puting beliung adalah kawasan flat mulai Glenmore hingga Kabat. Jadi warga harus selalu waspada dan turut serta meminimalisir penyebab terjadinya bencana. Misalnya, warga yang rumahnya ada pohon besar, sebaiknya dipotong. Aliran sungai juga harus dibersihkan dari sampah," kata dia.

Kepala Kepala Stasiun Meterologi Kelas III Banyuwangi, Supriyono menambahkan, pada Januari- Februari 2018, wilayah Kabupaten Banyuwangi sedang memasuki puncak musim penghujan yang cukup ekstrem. Intensitas hujan, rata-rata hampir terjadi setiap harinya.

"Potensi hujan di bulan Februari cukup ekstrem, karena bulan ini diperkirakan sebagai puncak turun hujan," ujarnya.
Pada puncak musim hujan ini, diprediksi selalu hujan lebat dan kilat petir serta angin kencang. Rata-rata intensitas curah hujanya di musim penghujan berkisar 400 – 500 milimeter (mm) untuk daerah yang datarannya tinggi. Seperti Kalibaru, Glenmore, Songgon, Licin, dan Pesanggaran.

Sedangkan untuk daerah dengan dataran rendah seperti Wongsorejo, Kalipuro, Banyuwangi, Rogojampi, dan Muncar intensitas curah hujannya berkisar antara 200- 300 mm.

"Dengan curah hujan itu, sangat berpotensi bencana seperti banjir, tanah longsor maupun rumah roboh. Karena itu kami himbau warga benar-benar antisipasi, jika rumahnya berdekatan dengan pohon yang besar sebaliknya menghindar atau daerah di sepadan sungai," ucapnya.

Selama hujan, lanjutnya suhu udara di Banyuwangi menunjukkan angka normal pada kisaran 24 – 30 derajat celsius dengan kelembaban udara antara 70 – 90 persen.

"Musim penghujan ini akan berakhir pada bulan Maret. Selanjutnya, nanti akan memasuki musim pancaroba, dimana intensitas curah hujan hilang, namun akan berganti angin," katanya.

(ES/MUA)
  1. Abdullah Azwar Anas
  2. Cuaca Ekstrem
  3. Banjir
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA