Sejak digelar mulai 2011 lalu, BEC selalu mengeksplorasi kebudayaan lokal, ritual Kebo-keboan, tradisi pernikahan masyarakat Suku Using.
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi kembali menggelar parade kolosal karnaval etnik, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), pada 11 November mendatang. Pergelaran kostum bernuansa kearifan lokal yang rutin digelar tiap tahun ini akan mengangkat tema Majestic Ijen dengan menampilkan 160 adikarya busana menawan.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya terus menjadikan seni-budaya sebagai salah satu prioritas pembangunan. ”Seni-budaya kita yang sangat kaya adalah modal untuk membangun daerah, menjadi pilar bagi terwujudnya masyarakat yang berkepribadian, punya etos untuk menyiapkan masa depan yang lebih baik,” kata Anas.
Dia menambahkan, sejak digelar mulai 2011 lalu, BEC selalu mengeksplorasi kebudayaan lokal, Tari Gandrung, ritual Kebo-keboan, tradisi pernikahan masyarakat Suku Using, hingga seni Barong Kemiren. Tahun ini tema yang diangkat adalah keagungan Gunung Ijen, Majestic Ijen.
”BEC mungkin secara kasat mata hampir sama dengan karnaval yang diselenggarakan di berbagai daerah. Namun kami mempunyai ciri tersendiri yang menjadi pesonanya, yakni tema busana yang kami tampilkan selalu menyajikan kekayaan tradisi dan budaya lokal. Inilah yang membuat kami berbeda,” kata Anas.
Selain itu, yang membuat BEC berbeda, lanjut Anas, musik pengiring BEC diaransemen khusus oleh seniman Banyuwangi dengan menyesuaikan tema yang diangkat.
“BEC adalah sarana bagi seniman dan budayawan Banyuwangi untuk menyajikan karya terbaiknya yang alhamdulillah selama ini terus mendapat apresiaasi positif dari para pengunjung dan wisatawan,” papar Anas.
BEC, imbuh Anas, juga menjadi ajang konsolidasi budaya, dan instrumen menumbuhkan semangat gotong royong dari semua pihak yang terlibat. “Mulai budayawan, seniman, peserta dari seluruh penjuru Banyuwangi, TNI, Polri, hingga masyarakat umum, semuanya memiliki peran yang sama pentingnya. Jadi ini bukan semata-mata ajang promosi,” cetus Anas.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata M.Y. Bramuda menambahkan, BEC dengan tema Majestic Ijen bakal menyajikan 160 karya busana tersebut dibagi tiga tema, yaitu Api Biru (blue fire), belerang, dan landscape.
Tema api biru mewakili fenomena blue fire yang dimiliki oleh Gunung Ijen. Blue fire selama ini menarik perhatian ratusan ribu wisatawan yang datang ke Gunung Ijen setiap tahunnya. ”Pada tema Api Biru ini, desain kostum akan didominasi warna biru tentu saja dengan hiasan ornamen yang menggambarkan nyala api berwarna biru,” katanya.
Selanjutnya tema belerang, menggambarkan Ijen yang memproduksi gas sulfur sebagai pembentuk belerang. Sementara tema Landscape mewakili pesona Ijen lainnya berupa lereng perbukitan maupun tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar pegunungan tersebut. Warna busana yang ditampilkan pun akan lebih berwarna.