"Di Kalipuro merupakan sentra peternakan kambing etawa di Banyuwangi. Jadi perlu didukung untuk menunjukkan potensinya," ujar Arief.
Merdeka.com, Banyuwangi - Warga Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi, bergotong-royong menggelar Festival Nyate Sekilo di Wisata Hutan Sumbermanis. Lewat festival tersebut warga ingin menunjukkan potensi kambing etawa di desanya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi Arief Setiawan mengatakan kegiatan ini merupakan upaya dari Pemkab Banyuwangi untuk mendukung potensi peternakan kambing etawa milik warga di Kalipuro.
"Di Kalipuro merupakan sentra peternakan kambing etawa di Banyuwangi. Jadi perlu didukung untuk menunjukkan potensinya," ujar Arief kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (26/7).
Dari situ, Pemkab Banyuwangi membeli 20 ekor kambing etawa untuk disembelih dan dijadikan sate. Sebanyak 7500 tusuk sate dipanggang di bawah pohon mahoni yang rindang.
Setiap tusuk sate ditancapkan di batang pisang untuk dipanggang. Setiap batang pisang berisi tusukan sate rata-rata seberat 1 kilogram.
Arief melanjutkan, saat ini di lingkungan suko saja ada 2000 lebih kambing yang diternak oleh hampir semua warga. Sementara jumlah kambing se-Kecamatan Kalipuro terdapat 10 ribu kambing yang diternak.
"Di sini sumber daya makanan kambing sangat melimpah, ada di peneduh kopi rakyat. Seperti pohon rasidi, santen dan lamtoro," lanjutnya.
Tidak hanya diternak, warga di Kalipuro juga sudah mulai memanfaatkan kambing etawa untuk diperas susunya. Saat ini, sudah ada 3000 liter per bulan yang dikirim ke Bali. Sementara untuk konsumsi kebutuhan lokal sudah menyuplai 1000 liter per bulannya.
"Produknya dikemas melalui kelompok ternak untuk jadi produk hilir," ujarnya.
Hariyono, salah satu peternak kambing etawa asal Lingkungan Lerek, saat ini memiliki 60 ekor kambing etawa. Dari jumlah tersebut, 35 ekor sudah produktif diperah.
"Per hari kambing etawa saya sudah memproduksi 30 liter susu. Sebagian besar dikirim ke Yogyakarta dan Bali," ujarnya.
Dia berharap melalui Festival Nyate Sekilo, populasi kambing etawa yang sudah mulai banyak bisa membuat harga kambing tetap stabil.
"Agar tahu kalau sini sentra kambing. Setahun terakhir harga kambing sempat mengalami penurunan," ujar pria yang juga menjadi Litbang Asosiasi Peternak Kambing Perah Indonesia, Provinsi Jawa Timur, ini.
Di sisi lain, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar yang sempat berkunjung ke lokasi terlihat bangga dengan semangat warga untuk menunjukkan potensi desanya.
Terutama, saat Anas melihat sepanjang jalan menuju Lingkungan Suko, masing-masing warga mengikat kambingnya di halaman rumah dan diberi tulisan "peserta apel kambing".
"Tadi saya lihat banyak kambing di halaman rumah. Jadi sangat luar biasa. Ada potensi kopi, peternakan yang bisa digabungkan dengan wisata," ujarnya.