"Banyuwangi menjadikan ajang sport tourism sebagai bagian dari promosi ke dunia internasional," kata Bupati Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Ajang balap sepeda terbaik di Indonesia menurut penilaian Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), International Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI), akan kembali digelar pada 27-30 September. Ajang tahunan yang telah masuk agenda resmi UCI sejak 2012 itu bakal diikuti 20 tim dari 29 negara.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ITDBI merupakan salah satu ajang sport tourism yang spesial bagi Banyuwangi. "Banyuwangi menjadikan ajang sport tourism sebagai bagian dari promosi ke dunia internasional," kata Bupati Anas.
Selama lima tahun penyelenggaraan, ITdBI mendapat predikat excellence selama dua tahun terakhir berturut-turut dari UCI. Ini menjadikan ITdBI masuk dalam tujuh kejuaraan balap sepeda terbaik di Asia, dan terbaik di Indonesia. Excellent level merupakan poin tinggi di kejuaraan balap sepeda internasional. Peringkat ini nilainya di atas 90 poin.
Anas melanjutkan, ITdBI 2017 diikuti sebanyak 20 tim balap sepeda dengan pembalap dari 29 negara. Antara lain Iran, Jepang, Korea Selatan, Afrika selatan, dan Eritria. Juga ada dari Prancis, Itali, Belanda, Rusia, Irlandia, Swiss, Jerman, Australia, Kolombia, dan New Zealand.
"Banyuwangi siap memberikan kompetisi yang tidak hanya bergengsi, tapi juga menantang dan memberikan pengalaman yang berbeda bagi para pembalap tersebut, karena kami memadukannya dengan budaya. Jadi ini ajang balap sepeda internasional yang unik. Publik luar senang karena baru kali ini lihat ada balap sepeda tapi di sepanjang rute ada salawatan, tari, sampai musik lokal," ujarnya.
Ajang ini digelar tidak hanya menonjolkan sisi olahraga, namun juga sebagai cara Banyuwangi mengenalkan pesona wisatanya. Selain rute balapan yang akan menyusuri keindahan alam Banyuwangi dan sejumlah destinasi wisata.
"Di lokasi start dan finish tiap etape juga akan disuguhkan beragam atraksi seni yang berbeda setiap harinya. Seperti tari-tarian, Barong Banyuwangi, maupun kuntulan. Bahkan juga akan ada aksi-aksi menarik, misalnya saat di lokasi start nanti disajikan proses pengolahan coklat, di pesantren akan ada santri bersarung dan berpeci yang akan menyambut para pembalap," ujar Anas.
Sehingga, lanjut dia, event ini akhirnya tidak hanya untuk para pembalap saja namun juga bisa dinikmati para wisatawan. "Bila event-nya dikemas menarik pastinya pembalap dan wisatawan yang hadir akan banyak menghasilkan foto dan gambar tentang Banyuwangi. Tentunya ini akan menjadi sarana promosi efektif bagi kami. Hal semacam itu bisa menjadi pengungkit orang untuk datang," ujar Anas.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi mengatakan, ITDBI tahun ini kembali menyuguhkan empat etape sepanjang 533 KM. Di empat etape ini, pembalap akan melewati rute yang menyusuri bentang alam Banyuwangi. Mulai susur sungai dan pantai, melintasi perkebunan, hingga menikmati pusat kota Banyuwangi.
"Sesuai taglinenya, di etape ketiga pembalap akan finish di Gunung Ijen. Para pembalap akan saling beradu membuktikan ketangguhannya menaklukkan rute tanjakan ekstrem di Lereng Ijen," pungkas Wawan.
Tanjakan menuju Gunung Ijen di Banyuwangi dikenal sebagai salah satu yang terekstrem di Asia karena ketinggiannya melampaui tanjakan di Genting Highland dalam Tour de Langkawi Malaysia yang berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl.