1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

INASGOC terkesan penyambutan obor Asian Games di Banyuwangi

"Karena setiap kota di Indonesia itu memiliki kekhasan dan karakter tersendiri, mulai seni budaya, hingga tradisi masyarakatnya".

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2018 Merdeka.com Reporter : Endang Saputra | Senin, 23 Juli 2018 13:07

Merdeka.com, Banyuwangi - Senin pagi, (23/7) torch relay (pawai obor) Asian Games 2018 bertolak menuju Pulau Bali dari Banyuwangi. Selama dua malam obor bermalam di Banyuwangi, perhelatannya meninggalkan kesan tersendiri bagi panitia penyelenggara Asian Games (INASGOC).

Pawai obor Asian Games 2018 tiba di Banyuwangi pada Sabtu malam (21/7) di Paltuding, kaki Gunung Ijen. Obor yang membawa api abadi tersebut lalu dibawa naik ke Puncak Ijen. Ribuan pengunjung Ijen menjadi saksi bersandingnya api abadi Asian Games dari New Delhi dengan api biru (blue fire) Ijen.

Siang harinya, Minggu (22 Juli) obor dikirab keliling Banyuwangi. Berbagai atraksi seni dan budaya memeriahkan pawai obor. Masyarakat juga tak kalah antusias. Di sepanjang rute sejauh 38 km, mereka menanti datangnya rombongan pembawa obor. Meski sempat turun hujan, tak menyurutkan semangat penonton. Pawai yang diberangkatkan usai hujan reda, kembali dipadati warga.

Atas penyambutan yang meriah seluruh warga Banyuwangi menjadi catatan tersendiri bagi Inasgoc. Dikatakan Permata Sunu, member department ceremony, unit torch relay Inasgoc setiap perjalanan obor singgah di suatu kota sengaja didesain menampilkan kekhasan lokalnya. Inasgoc berharap obor yang melintasi 54 kota di Indonesia ini diwarnai keberagaman kultur Indonesia.

"Karena setiap kota di Indonesia itu memiliki kekhasan dan karakter tersendiri, mulai seni budaya, hingga tradisi masyarakatnya. Kami ingin semua ini ditampilkan sekaligus sebagai sarana promosi ke dunia," kata Sunu, panggilan akrabnya saat menyeberang Selat Bali untuk mengawal pawai obor memasuki Pulau Bali, Senin (23/7).

Sunu adalah panitia yang bertanggung jawab pelaksanaan torch relay Asian Games 2018. Dia bersama belasan anggota timnya, mengawal jalannya api abadi berkeliling 18 provinsi se-Indonesia untuk kemudian dinyalakan pada pembukaan Asian Games pada 18 Agustus di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Penyambutan pawai obor di Banyuwangi pun dirancang dengan melibatkan kesenian Banyuwangi. Mulai dari kesenian Barong, kuntulan, Banyuwangi Ethno Carnival, hingga ratusan Gandrung turut mewarnai perjalanan obor di Banyuwangi.

Sunu menyatakan apresiasinya atas penyambutan yang meriah warga Banyuwangi. Kesan itu dia rasakan begitu rombongan menginjakkan kaki di Paltuding, Kawasan Gunung Ijen.

"Dari awal sudah terasa penyambutannya. Apalagi saat pawai keliling kota, meskipun hujan, becek, tapi masyarakat tetap antusias menyambutnya," ujarnya.

Berbagai atraksi seni seperti ratusan Gandrung yang mengiringi pawai, menjadi gimmick yang menarik. Ditunjang Bupati Anas yang aktif mengiringi perjalanan obor.

"Ini sangat menyenangkan bagi kita, sekaligus menjadi penyemangat. Bupatinya ikut menyambut, lalu juga mengawal pembawa obor. Bahkan, Pak Anas juga ikut nyebrang Selat Bali menyerahkan obor ke Bupati Jembrana," jelas Sunu.

Sunu juga mengungkap alasan Inasgoc menempatkan obor di Banyuwangi selama dua hari tiga malam. Kabupaten di ujung Timur Jawa ini, imbuh dia, sudah dikenal atraksi dan destinasinya yang menawan, seperti Gunung Ijen.

"Tak salah panitia menempatkan obor di Banyuwangi karena penyambutan Banyuwangi yang sangat menarik. Kemeriahan di Banyuwangi ini dan juga daerah lain akan menjadi informasi bagi dunia bahwa Indonesia ini indah dengan segala keragamannya," katanya.

(ES/ES)
  1. Abdullah Azwar Anas
  2. Asian Games 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA