E-park seluas dua hektar tersebut ramai dikunjungi oleh pengunjung dari anak-anak hingga orang tua.
Memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan dan menyulapnya menjadi lahan pertanian produktif adalah concern dari gerakan komunitas Indonesia Berkebun. Melalui peran masyarakat, komunitas Indonesia Berkebun menyebarkan semangat positif untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program Urban Farming.
Banyuwangi menjadi tuan rumah Konferensi Indonesia Berkebun ke IV di lokasi e-Park di kawasan Gelanggang Olahraga (GOR) Tawangalun, Pada 5 hingga 7 Agustus lalu.
Meski acara konferensi telah usai, namun minat pengunjung masih sangat besar. E-park seluas dua hektar tersebut masih dikunjungi oleh pengunjung, dari anak-anak hingga orang tua. "Pertanian itu suatu seni. Jadi kita nggak bisa menghargai kalau pertanian itu nggak menghasilkan," ujar salah satu pengunjung, Paniman Ashna Mihardjo.
Sebagai mantan dosen pertanian di Universitas Jember, ia mengaku terkesan dengan kegiataan berkebun yang dilaksanakan di Banyuwangi tersebut. Meski ada beberapa hal yang masih harus dikembangkan secara berkelanjutan.
"Menarik ya karena melibatkan anak-anak secara langsung. Ini bagus agar mereka mencintai alam sejak dini," ujarnya pada Merdeka Banyuwangi.
Seorang pengunjung tampak berbincang dengan petani di Botanical e-Park
Hak Cipta: © 2016 merdeka.com