1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

100 hektare sawah di Banyuwangi terancam gagal panen karena banjir bandang

"Kami membutuhkan bantuan Pemkab untuk mendatangkan alat berat dan mengangkat material bekas banjir bandang," kata Toni.

Saluran irigasi yang tertutup material longsor. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Rabu, 23 Mei 2018 15:47

Merdeka.com, Banyuwangi - Lebih dari 100 hektare sawah di Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terancam gagal panen karena banjir bandang yang terjadi di sungai Badeng, Selasa (15/5) malam. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan rumah, banjir itu menyebabkan kerusakan pada sejumlah bendungan irigasi dan satu jembatan.

Dampaknya saluran irigasi semakin dangkal, bahkan tertutup material lumpur dan kayu sehingga air tidak bisa mengalir ke sawah milik warga.

Kepala Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Ali Nur Fatoni, mengatakan warganya telah melakukan kerja bakti untuk mengangkat material. Namun tidak banyak berpengaruh karena tumpukan material di irigasi terlalu banyak untuk diangkat secara manual.

"Kami membutuhkan bantuan Pemkab untuk mendatangkan alat berat dan mengangkat material bekas banjir bandang," kata Toni, Rabu (23/5).

Sebelumnya Perekayasa Madya Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Imam Santosa mengatakan kualitas air sungai Badeng semakin buruk. Mata air sungai Badeng tertimbun material longsor bukit Pendil yang merupakan bagian dari pegunungan Raung, yang terjadi September 2017.

Air bercampur material lumpur dan pasir mengikuti aliran sungai Badeng hingga ke muara di Kecamatan Rogojampi. Selain menyebabkan pendangkalan sungai yang sebelumnya mampu mengaliri 800 hektare sawah, airnya juga jadi keruh berwarna cokelat kemerahan.

"Secara kimiawi kita tidak melakukan pemeriksaaan, namun secara kasat mata kelihatan bahwa itu tidak bagus untuk pertanian," kata Imam setelah acara sosialisasi laporan hasil kajian pemeriksaan tanah longsor di kantor Pemkab Banyuwangi, Rabu (23/5).

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Fajar Suasana mengatakan perbaikan bendungan irigasi dan pengerukan sedimen sungai. Menurutnya langkah itu termasuk penanganan yang paling cepat yang bisa dilakukan.

"Mitigasi struktural biayanya sangat besar dan butuh waktu. Jadi dalam waktu dekat yang paling memungkinkan adalah normalisasi atau perbaikan dam sungai," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, air sungai Badeng di Kecamatan Songgon yang dulu jernih kini berubah warna menjadi cokelat kemerahan 9 bulan terakhir. Penyebabnya longsoran bukit Pendil di pegunungan Raung yang menghasilkan 2 juta meter kubik tumpukan material longsor.

Area masih termasuk hutan lindung perbatasan KPH Banyuwangi Barat dan KPH Bondowoso, di mana pohon-pohon berdiameter lebih dari 1 meter, turut ambrol terkena longsor.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA