"Bahan-bahan kalau bisa yang berbasis pabrikasi akan kita gunakan. Misalnya pembangunan irigasi gorong-gorong," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pembangunan infrastruktur di Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur mulai mengandalkan komponen bangunan siap pakai, seperti box culvert (gorong-gorong kotak).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan hal itu untuk menghindari anggapan negatif seperti pengurangan bahan atau ukuran bangunan sehingga hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi resmi.
Dia mengatakan banyak laporan masuk tentang pembangunan infrastruktur di Banyuwangi, bahkan tembusannya dikirimkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia menilai isi laporan cukup repot untuk dibuktikan bila bangunan tertanam di bawah aspal, dan laporan berjumlah banyak.
"Bahan-bahan kalau bisa yang berbasis pabrikasi akan kita gunakan. Misalnya pembangunan irigasi gorong-gorong, kalau dibangun itu kan nggak kelihatan bawahnya. Tatapi kalau box culvert kan sudah jelas berapa volumenya ini," kata Anas setelah pembukaan musyawarah perencanaan pembangunan kabupaten, di hall Hotel Ketapang Indah Banyuwangi, Kamis (15/3).
Pembangunan badan jalan dan infrastruktur lain yang akhirnya tertanam di bawah tanah yang selama ini memunculkan banyak laporan juga dikurangi.
Dia juga ingin meningkatkan transparansi penggunaan anggaran dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama Kejaksaan Negeri (Kejari) Banyuwangi dan Kepolisian Resor (Polres) Banyuwangi. Nota kesepahaman berisi koridor-koridor pembangunan yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dia menambahkan akan mengurangi pembangunan dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang memakai sistim penunjukan langsung (PL). Dengan demikian lelang akan diperbanyak.
"Pokoknya kami ingin mengurangi yang selama ini menjadi titik laporan di publik, akan kita kurangi," katanya.