Banyuwang saat ini sedang meningkatkan luasan lahan pertanian organik.
Merdeka.com, Banyuwangi - Bagi Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, pengembangan sektor pertanian bukan lagi sekadar meningkatkan produktivitas. Tapi harus memberi nilai tambah serta mampu memasarkan produk pertaniannya.
Persoalan pertanian sempat dikemukakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menjadi pembicara dalam seminar nasional "Agribisnis dan Pengembangan Ekonomi Pedesaan III" di Universitas Trunojoyo, Madura pada Rabu lalu (18/5).
Saat itu Anas mengatakan, sektor pertanian di Banyuwangi telah menyumbangkan 36 dari total produk domestik regional bruto. Hal itu dilakukan dengan upaya peningkatan produktivitas, mulai dari padi, kedelai, dan cabai.
"Contohnya di kawasan utara Wongsorejo yang terkenal tandus, kita bantu mereka dengan sumur bor di lahan persawahannya, hingga panen cabainya bisa meningkat 2 kali," ujar Anas.
Banyuwangi tengah meningkatkan luasan lahan pertanian organik. Saat ini telah ada 80 hektar sawah padi organik, dan akan menjadi 200 hektar. "Kita memang berkomitmen pada pertanian organik, selain lebih sehat, pasar produk organik ini mulai ramai. Beras organik kami bahkan sudah diekspor Qatar, Cina, dan Amerika," kata Anas
Banyuwangi memiliki dua kelompok tani yang telah mendapat sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (LeSOS) sebagai produsen beras organik. LeSOS menyatakan, beras organik di Banyuwangi dinyatakan aman dikonsumsi, bebas peatisoda serta pupuk kimia berdasarkan pedoman SNI 67259-2013 dan Document Internal Control System.
Untuk mempertahankan produk lokal, Anas mengeluarkan kebijakan melarang penyediaan buah-buah impor di setiap acara yang digelar Pemkab Banyuwangi.
"Ini salah satu bentuk proteksi kami agar buah lokal kami tidak tergerus buah impor. PNS yang menggelar acara atau yang akan berkunjung ke saudaranya kami sangat anjurkan menggunakan buah lokal," papar Anas.
Selain itu, lanjut Anas, untuk pemasaran produk pertanian di daerah ujung timur Pulau Jawa ini telah menggunakan Market Place www.banyuwangi-mall.com. Aneka produk hasil pertanian di Tanah Blambangan, dipasarkan lewat media online tersebut.
"Produk pertanian bisa dipasarkan dengan jembatannya melalui IT. Sektor bisnis ini harus direkatkan dengan teknologi informasi agar pemasarannya lebih luas. Apalagi tren penjualan via internet trendnya terus meningkat," ujar Anas.
Sementara itu Rektor Universitas Trunojoyo, Muhammad Syarif mengatakan, diundangnya Bupati Banyuwangi ke kampusnya karena sejumlah kebijakan agrobisnis yang dikembangkan di Bumi Blambangan sangat luar biasa.
"Seperti misalnya pengembangan pertanian. Mulai dari bagaimana pengelolaan sektor pertanian dari hulu sampai ke hilir sudah sangat luar biasa. Nah, kita sengaja mengundang Banyuwangi untuk memberikan penjelasan bagaimana sektor pertaniannya dikembangkan," ujar Syarif.
"Saya tadi lihat juga bagaimana landscape pertanian bisa dikembangkan menjadi sebuah komoditas pariwisata. Bule-bule mencoba membajak sawah. Ini penting untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian di Indonesia," tandas Syarif.