Pertanian Jambewangi dikenal dengan jenis tanaman buah naganya.
Merdeka.com, Banyuwangi - Tradisi menolak bala dan mengusir hama pertanian menjadi ciri khas masyarakat agraris di Banyuwangi. Seperti tradisi tolak bala dalam masa pagebluk dan paceklik di Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Pertanian Jambewangi dikenal dengan jenis tanaman buah naganya. Masyarakat di sana secara swadaya melaksanakan kegiatan syukuran untuk tolak bala musim pagebluk dan paceklik pertanian di daerahnya.
Namun seiring perkembangan pariwisata di Banyuwangi, ucap syukur masyarakat tersebut dirangkai sedemikian rupa menjadi sajian yang mampu menarik wisatawan. Seperti rangkaian acara dalam Festival Naga Berbunga yang diadakan di sepanjang jalan bulak Pucang Sari, yakni di Jalan Slamet Cokro, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi.
Festival yang digagas oleh para pemuda-pemudi desa serta Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jambewangi tersebut digelar dalam tiga hari, Kamis hingga Sabtu (6-10). "Acara ini sebagai gebrakan dalam branding Jambewangi sebagai desa wisata. Nantinya di setiap dusun akan memiliki wisata andalan masing-masing," terang Sie Publikasi Wonderful Jambewangi, Furqon Islam Ramadhan kepada Merdeka Banyuwangi, Jumat (7/10).
Selain terdapat pameran produk UMKM serta kuliner makanan tradisional setempat, panitia sekaligus mengangkat kesenian lokal seperti Jaranan dan Hadrah yang diadakan pada Kamis (6/10). Sedangkan hari ini dilaksanakan lomba mewarnai takir (sebuah tempat makan yang terbuat dari dedaunan) oleh siswa TK dan acara istigosah bersama.
Acara inti akan digelar esok hari dengan diawali lomba pembuatan takir oleh pelajar SD hingga SMP pada pagi hingga siang hari. Menurut Rama, dahulu mayarakat Jambewangi akan membuat takir ketika melaksanakan syukuran dalam rangka mengusir hama pertanian.
Pada malam hari, sebelum pelepasan seribu lampion, masyarakat akan melaksanakan doa bersama lintas agama. Selanjutnya akan digelar pertujukan kesenian Janger yang menceritakan awal musim pageblug dan usaha masyarakat Jambewangi dalam mengusir hama.
"Acara gratis untuk semua masyarakat yang mau datang. Bagi masyatakat yang sekaligus ingin menerbangkan lampion bisa membeli per lampion dengan harga Rp 20.000, bisa diterbangkan secara bersama-sama," kata Rama.