Festival Ramadan digelar untuk menununjukkan kepada khalayak mengenai tradisi masyarakat Banyuwangi saat Ramadan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Selama bulan Ramadan, Banyuwangi akan menggelar sejumlah event bernuansa religius. Even-even yang terangkum dalam balutan Festival Ramadan ini akan digelar 10 – 13 Juni 2017. Dua event yang akan menghiasi Festival Ramadan ini adalah Festival Hadrah Pelajar (10 -11 Juni) dan Festival Patrol (12 - 13 Juni).
Dikatakan Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Festival Ramadan ini sengaja digelar untuk menununjukkan kepada khalayak agar lebih mengenal tradisi masyarakat Banyuwangi saat Ramadan, sekaligus meresapi kemuliaan Ramadan. Misalnya musik patrol yang biasa digelar warga usai sholat Taraweh hingga menjelang saur dan musik hadrah yang menyuguhkan musik dengan syair-syair Islami.
Patrol merupakan musik etnik khas Banyuwangi yang seluruh instrumennya terbuat terbuat dari bambu. Antara lain, trotok (tretek), gong, kendang, angklung, tempal dan gundung, kempul serta seruling. Musik dari bahan bambu ini akan dimainkan sekelompok orang untuk membagunkan masyarakat untuk bersahur.
Festival patrol sendiri, kata Anas, sengaja digelar untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang saat ini sudah mulai tergeser akibat perkembangan teknologi. Menurutnya patrol adalah tradisi unik karena hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadan. “Patrol adalah tradisi kebersamaan yang harus kita lestarikan. Tradisi ini tidak hanya membangunkan orang untuk makan sahur, tapi juga menjaga keamanan lingkungan. Melalui festival semacam ini, kita coba membangkitkan kembali tradisi lama yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat akibat perkembangan IT,” kata Anas.
Festival Patrol ini akan digelar selama dua malam 10- 11 Juni 2017, usai sholat taraweh. Start Stadion Diponegoro dan akan berkeliling ke kampung-kampung yang ada di Kecamatan Banywuangi. Sedikitnya ada 25 grup dari 25 kecamatan akan bermain patrol.
"Lewat festival ini, tradisi-tradisi menggugah sahur melalui alat musik tradisional bisa dinikmati lagi. Mereka akan keliling memutari kampung-kampung di sepanjang kota Banyuwangi sejauh 3 kilometer," ujar Anas.
Sementara festival hadrah adalah sebuah ajang bermain musik Islami. Festival ini juga sekaligus untuk mewadahi kreativitas pelajar yang bermusik dengan nuansa religi. Ini juga bisa sebagai sarana konsolidasi dan silahturahmi antar pelajar. Apalagi potensi bermusik hadrah di lingkungan pelajar saat ini mulai cukup besar, ”adalah salah satu kesenian khas islami yang mendapat tempat di hati umat Islam. Seni ‘terbang’ yang berirama menghentak, rancak, dan variatif membuat kesenian ini banyak digandrungi. Hingga detik ini hadrah yang berasal dari kota Banjar ini paling banyak diminati dan bahkan menjadi ekskul di sekolah-sekolah, pondok pesantren maupun perguruan tinggi.
Ditambahkan Kepala Dinas Pendidikan, Sulihtiyono, Festival Hadrah Pelajar akan digelar di Depan Pemkab 12 -13 Juni besok. Hingga saat ini telah ada 152 grup hadrah pelajar dari berbagai sekolah tingkat SMP dan SLTA dari 35 kabupaten di Jawa Timur, Jawa Barat dan Bali yang siap bertarung. Diantaranya MA Anwar Jombang, SMK Krian Sidoarjo, SMA N Wonorejo Pasuruan, SMN 2 Blitar, SMA N 7 Blitar, SMPN 2 Balen Bojonegoro, SMP Islam Al-Mukaromah Probolinggo, MTs Sunan Drajat Lamongan, MA Al-Anwar Rembang, SMK NU Kedungtuban Blora, MA Nurul Ulum Malang, MA Plus Raden Paku Trenggalek, MAN I Ponorogo dan SMK Siang Surabaya.
“Mereka akan beradu dengan membuat jingle-jingle tentang program pendidikan Banyuwangi, Banyuwangi Cerdas, Siswa Asus Sebaya (SAS) dan Garda Ampuh. Serta beradu menyanyikan lagu-lagu bernafaskan Islami dan sholawat sambil diiringi musik Al-Banjari.