1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Sejak Idul Adha, harga cabai besar di Banyuwangi cenderung turun

"Kemarin harganya hancur, sampai Rp 30.00, tapi sekarang sudah mulai naik Rp 40.00, endak tahu nanti sore, semoga bisa naik lagi," ujar Nawawi.

Mohammad Nawawi. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 04 September 2018 12:54

Merdeka.com, Banyuwangi - Sejak Lebaran Idul Adha hingga saat ini, harga cabai besar cenderung mengalami penurunan di pasaran. Hal ini membuat sejumlah petani yang sedang panen di Kabupaten Banyuwangi mengalami kerugian.

Menurut Mohammad Nawawi (40) petani cabai besar di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar memilih sedikit memperlambat masa panen cabainya sambil berharap harga di pasaran berangsur naik.

"Kemarin harganya hancur, sampai Rp 30.00, tapi sekarang sudah mulai naik Rp 40.00, endak tahu nanti sore, semoga bisa naik lagi," ujar Nawawi saat ditemui di kebunnya, Selasa (4/9).

Nawawi mengatakan, harga cabai besar berangsur turun sebelum lebaran Idul Adha beberapa waktu lalu, dari harga Rp 10 ribu, turun Rp 8.000 ribu saat Idul Adha.

"Kemudian habis lebaran Idul Adha, turun lagi Rp 6.500, habis itu paling rendah Rp 3.000," kata dia.

Nawawi sudah menjadi petani cabai sejak tahun 2004, dari pengalamannya, petani cabai baru bisa mendapat keuntungan minimal dengan harga cabai Rp 7-8 ribu per kilonya.

"Tujuh ribu itu harga aman minimal, kalau di bawah itu bisa tidak balik modal, belum hitungan rugi tenaganya," katanya.

Saat ini Nawawi menanam cabai besar seluas seperempat hektare lebih. Dia merinci, dengan luasan tersebut dia bisa mendapatkan panen hingga 2-3 ton cabai dalam sekali masa panen.

"Sementara cabai bisa dipanen dengan dua musim, buah pertama dan kedua. Tiap musim masa penennya bisa sampai satu bulan lebih," terangnya.

Namun, penghasilan tersebut sesuai dengan modal penanaman yang cukup tinggi, antara Rp 5-10 juta per seperempat hektarenya.

"Kalau tanahnya sewa totalnya bisa habis Rp 15 juta. Tapi modal bisa ditekan sampai Rp 5 juta kalau tenaga mulai olah tanah dan perawatan dikerjakan sendiri, mulai menggulut, pengairan, beli pupuk, pestisida," kata dia.

Selama menjual, Nawawi selalu melalui perantara pedagang besar yang langsung disetor ke Jakarta dan Bali.

"Saya jualnya di pedagang besar, katanya Banyuwangi jadi salah satu sentranya, kalau cabe besar di Genteng, cabai kecil di Wongsorejo, pasarnya langsung ke Jakarta, Bali," jelas Nawawi.

Di pasar tradisional, harga eceran cabai besar saat ini mencapai Rp 10 ribu. Bila petani menjual langsung ke pasar tradisional, pedagang hanya menerima setoran dari petani dalam jumlah kecil antara 10-15 kilogram.

Nawawi sendiri akan menjual langsung di pasar tradisional bila panen cabainya hanya dalam jumlah kecil di bawah 30 kilogram. Sementara saat ini dalam sehari dia panen lebih dari 60 kilogram.

"Panennya 3-4 hari sekali selama sebulan nanti, sambil menunggu harganya bisa naik. Sekarang sekali panen sampai 60 kilogram. Kalau panennya cuma 15 kilogram saya biasa jualnya langsung ke pasar, lebih dari itu pedagang pasar tidak mau," jelasnya.

Sementara itu, Siti Masrukah (55) pedagang sayur yang kulakan di Pasar Tradisional Sumberayu, Muncar mengaku harga-harga kebutuhan pokok seperti tomat, cabai besar dan kecil memang sedang murah.

"Opo-opo sak iki murah. Harga cabai kecil Rp 12 ribu, kalau cabai besar harga eceran Rp 10 ribu sekarang," katanya.

(ES/MUA)
  1. Pertanian
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA