1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Sentra ikan Gurami, jadi alternatif wisata kuliner di Banyuwangi

"Kalau diolah jadi kuliner keuntungannya akan berlipat. Harapan saya, kombinasi budidaya ikan dengan olahan kuliner," kata Anas.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Selasa, 17 April 2018 16:45

Merdeka.com, Banyuwangi - Desa Sukamaju, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi punya ide kreatif menjadikan desanya sebagai sentra budidaya ikan gurami, sekaligus berbagai olahan kuliner dari gurami yang bisa dinikmati wisatawan.

Kepala Desa Sukamaju Sishadiwiyono mengatakan, jalan menuju ke desanya sangat strategis untuk lokasi mampir menikmati kuliner olahan gurami. Terutama Bagi wisatawan yang ingin berkunjung atau sepulang dari Pulau Merah, De Djawatan maupun ke Plengkung di Taman Nasional Alas Purwo, bisa mampir menikmati olahan gurami.

"Bisa mampir ke sini dulu, peluang ini yang saya tangkap. Wisatawan bisa mancing gurami, juga menikmati ikan bakar gurami, bakso daging gurami dan inovasi kuliner baru rujak ikan gurami," ujar Hadi saat ditemui, Selasa (17/4).

Saat ini, kata Hadi ada sekitar 4 hektare luasan budiaya ikan gurami yang dikelola oleh kelompok. Sebelumnya, warga Sukamaju juga telah berpengalaman budidaya ikan gurami sejak tahun 2001.

"Saat itu luasan budiaya sampai 15 hektare, tetapi karena gagal di manajemen investasi akhirnya sempat hilang. Nah ini kita mulai lagi dengan konsep pariwisata kuliner," jelasnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melihat langsung budidaya ikan gurami yang memanfaatkan areal persawahan dan pekarangan rumah ini. Dia juga merasakan langsung bagaimana menangkap ikan gurami sampai menikmati rujak ikan gurami.

"Kalau diolah jadi kuliner keuntungannya akan berlipat. Harapan saya, kombinasi budidaya ikan dengan olahan kuliner, sudah bisa jadi wisata. Tetapi setiap hari Minggu pagi sudah ditata, orang datang harus ada. Kami dorong setiap desa punya inisiatif, seperti ini, ada tempat nyaman, bersih, makanan enak dan jadi tempat edukasi budidaya," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Pangan, Banyuwangi Hary Cahyo Purnomo yang mendampingi para kelompok mengatakan, kebutuhan ikan gurami untuk diolah jadi kuliner di Banyuwangi mencapai 8 ton per bulannya, sementara di Desa Sukomaju saat ini produktivitasnya bisa mencapai 6-7 ton.

"Ini kami bimbing untuk jadi kunjungan wisata khas, sentra kuliner ikan gurami. Kalau di Singojuruh, Genteng ada ikan koi untuk hias, dan di Kabat ikan lele," jelasnya.

Untuk lele sendiri, pihaknya juga telah berhasil mengembangkan program 10.000 kolam ikan lele yang tersebar hampir di seluruh Banyuwangi. Saat ini sudah ada sekitar 5000 pembudidaya ikan lele.

Untuk ikan gurami, kata Harry peminatnya cenderung sedikit dibandingkan lele, karena membutuhkan perawatan hingga panen sampai 12 bulan.

"Minimal luas harus 200 meter persegi, untuk 3.000 ekor, perawatan sampai 12 bulan. Luasan segitu bisa keluar satu ton setengah. Sementara untuk panen satu ton, konversinya habis pakan habis 1,3 ton. Nah kelebihan masyarakat sini di budidaya ikan gurami," terangnya.

Minggu (24/4) pekan depan, wisatawan bisa hadir di Desa Sukamaju untuk mengikuti acara launching Kampung Gurami. Wisatawan bisa menikmati berbagai sajian kuliner berbahan dasar ikan gurami.

(ES/MUA)
  1. Abdullah Azwar Anas
  2. Perikanan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA