Banyuwangi sudah menerapkan sistem pelayanan secara online di desa-desa lewat program smart kampung.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten(Pemkab)Banyuwangi melakukan sosialisasi sekaligus launching program Gerakan Indonesia Sadar Administrasi (Gisa) sesuai instruksi Kementerian Dalam Negeri (Mendagri).
Program Gisa menekankan seluruh pemerintah mulai dari tingkat desa, kelurahan, kecamatan hingga kabupaten untuk mempermudah pelayanan administrasi kependudukan.
Saat launching, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, program yang diinstruksikan oleh Mendagri tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi sejak 6 tahun lalu. Berbagai administrasi kependudukan mulai dari akte kelahiran, akte kematian, kartu keluarga dan KTP-elektronik sudah terintegrasi secara online dari desa ke kabupaten.
"Ini bagian dari launching pemerintah pusat, tetapi bagi Banyuwangi sebenarnya sudah dilakukan enam tahun lalu," ujar Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis (3/5).
Anas mengatakan, Banyuwangi sudah menerapkan sistem pelayanan secara online di desa-desa lewat program smart kampung. Beberapa inovasi untuk mempermudah urusan administrasi juga dilakukan seperti Lahir Procot Pulang Bawa Akte.
Kali ini, bertepatan dengan launching Gisa, pihaknya juga menggagas layanan cepat terbaru yakni pelayanan akte kematian berbasis online. Rumah sakit dan Puskesmas akan melaporkan secara online ke masing-masing desa, bila terdapat pasien meninggal, sehingga keluarga bisa langsung menerima akte kematian.
"Semua laporan kematian yang dilaporkan langsung dari seluruh rumah sakit dan puskesmas, sebelum jenazah sampai di rumah akte kematiannya sudah selesai. Dan ini sudah online di kantor-kantor desa dan kelurahan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Banyuwangi, Djafri Yusuf mengatakan, perekaman data kependudukan untuk KTP elektronik (e-KTP)sudah mencapai 98 persen. Dua persen sisanya akan diselesaikan tahun ini.
"Yang dua persen presentasenya rata-rata dari kalangan pelajar yang sudah atau baru berusia 17 tahun," jelasnya.
Agar memenuhi target, pihaknya telah menyiapkan mobil keliling pelayanan administrasi kependudukan. Pihaknya akan menyisir warga di pelosok yang belum melakukan perekaman data kependuukan.
"Kami utamakan keliling di pelosok terlebih dahulu. Ada di bagian paling utara dan selatan, rata-rata kendalanya sudah Lanjut usia sehingga tidak mengurus ke kantor desa dan kecamatan," katanya.