Maklum, dari dua Sirkuit BMX yang ada di Indonesia, hanya sirkuit milik orang Blambangan ini yang dikategorikan sirkuit 'neraka'.
Merdeka.com, Banyuwangi - Seperti tak ingin tunduk pada 'keganasan' Sirkuit Banyuwangi, Jawa Timur, para atlet peserta Banyuwangi International BMX terus berlatih memahami medan sirkuit di Kecamatan Muncar tersebut, sebelum laga digelar 2 hingga 3 April besok.
Sejak kedatangan mereka di Banyuwangi pekan lalu, para atlet bertalenta dunia, baik atlet lokal maupun internasional, ini terus menguji kemampuannya menaklukkan Sirkuit BMX Muncar.
Maklum, dari dua Sirkuit BMX yang ada di Indonesia, hanya sirkuit milik orang Blambangan ini yang dikategorikan sirkuit 'neraka'. Selain standar internasional sesuai kriteria Union Cycliste International (UCI), sirkuit baru dibangun 2015 lalu ini, juga memiliki track jumping mengerikan.
Di sirkuit senilai sekitar Rp 2 miliar ini, memiliki Pro Section super besar setinggi 5 meter. Pro section adalah track jumping berlapis semen. Di Sirkuit BMX Muncar, jumlah Pro Section-nya ada tiga jump.
"Biasanya, pembalap (Indonesia) hanya berlatih di sirkuit yang Pro Section setinggi 3 meter. Baru di Muncar ini tingginya 5 meter, sama dengan di luar negeri," terang pelatih nasional, Dadang Haries Purnomo, Jumat (1/4).
Para atlet, lanjut Dadang, memang sengaja datang lebih awal ke Banyuwangi untuk mengetahui tingkat kesulitan medan Sirkuit BMX Muncar. "Ini menguntungkan bagi atlet kita saat bertandang ke luar negeri. Nantinya mereka akan terbiasa dengan ketinggian sirkuit luar negeri."
Terkait tingkat kesulitan, masih kata Dadang, baru di Sirkuit BMX Muncar ini Indonesia memiliki Pro Section cukup besar. "Sirkuit ini memang digarap sesuai standar UCI, sehingga tiap tracknya menyesuaikan sirkuit internasional lainnya," ujar pelatih yang juga Race Direktor Banyuwangi International BMX ini.
Sementara pembalap pelatnas Elga Kharisma Novanda mengaku jarang menemui sirkuit yang tingkat kesulitannya luar biasa seperti di Muncar ini. Kata atlet asal Malang ini, Sirkuit BMX Muncar tingkat kesulitannya sudah technical.
Atlet andalan Indonesia lainnya, Tony Syarifudin juga mengatakan hal senada. Pembalap asal Solo, Jawa Tengah, ini menilai sirkuit di Banyuwangi cukup menantang, terutama track-nya.
"Kami latihan bareng terus, termasuk dengan Takamasa Sampei (pembalap Jepang), Rio Akbar dan Elga Kharisma. Dengan berlatih bersama, kami jadi bisa mengukur kemampuan masing-masing," kata Tony.
Pun begitu yang dikatakan pembalap asal Jepang, Takamasa Sampei. Pembalap berusia 24 tahun ini juga mengaku medan Sirkuit BMX Muncar cukup menantang dan sekelas sirkuit internasional lainnya.
"Sirkuit di Muncar ini punya banyak obstacle yang menantang dan cukup sulit," kata pembalap kelas Man Elite yang mengaku sudah sepekan di Banyuwangi bersama rekan senegaranya, Sohta Akaogi.
Sekadar tahu, Banyuwangi International BMX Competition ini merupakan kali pertama digelar sekaligus menjadi rangkaian agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 dan sudah terdaftar dalam kalender (UCI).
Di perhelatan perdana ini, setidaknya ada 328 atlet, baik lokal maupun internasional seperti Malaysia, Thailand, Timor Leste, Denmark, Australia, Jepang dan Swiss, yang akan adu kemampuan di Sirkuit BMX Muncar.