"Ini merupakan komitmen BMKG, pertama untuk mendukung suksesnya acara Annual Meeting IMF World Bank".
Merdeka.com, Banyuwangi - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) RI berencana memasang sejumlah peralatan deteksi bencana di titik-titik pelabuhan dan bandara jelang Annual Meeting IMF World Bank, Oktober 2018 di Bali. Ada 4 macam peralatan yang dibeli, dengan total biaya pengadaan Rp 101 miliar.
Hal itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat berkunjung ke Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Jumat (11/5). Kunjungannya ke Banyuwangi juga dalam rangka berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk pemasangan beberapa alat tersebut di Bumi Blambangan.
"Ini merupakan komitmen BMKG, pertama untuk mendukung suksesnya acara Annual Meeting IMF World Bank. Juga untuk keselamatan publik, tidak untuk IMF itu saja. Setelah acara IMF alat itu tetap di sini. Itu permanen," kata Dwikorita.
Alat pertama bernama Automatic Weather Observation System (Awos) yang akan dipasang di Bandara Internasional Djuanda dan Bandara Internasional Ngurah Rai. Awos dipasang di ujung landasan pacu bandara untuk mendeteksi tekanan udara sehingga bisa diketahui bila ada potensi bahaya untuk kegiatan take off atau landing pesawat.
Alat kedua adalah Lidar (Light Detection and Ranging) yang berfungsi mendeteksi sebaran partikel di udara, terutama abu vulkanik. Alat itu dipasang di dua tempat, yakni Bandara Internasional Ngurah Rai dan Bandara Banyuwangi.
"Ini kalau ada Laider, kita bisa tahu (abu vulkanik) nyebarnya ke arah mana, akan mengganggu penerbangan atau tidak," kata dia.
Selanjutnya Client Radar, alat untuk meningkatkan akurasi prakiraan cuaca dipasang di stasiun BMKG Labuhan Bajo, Banyuwangi dan Denpasar.
Yang terakhir Radar Maritim untuk mendeteksi tinggi gelombang dan arus bawah air laut untuk memantau Selat Bali. Pemasangannya ditentukan di Pelabuhan Boom dan Pelabuhan Ketapang yang keduanya berada di Banyuwangi.
"Untuk transportasi kapal-kapal itu bisa lebih terpantau, dalam konteks untuk meningkatkan keselamatan perhubungan darat dan laut," kata mantan Rektor Universitas Gadjah Mada ini.
Pemasangan direncanakan dilakukan Juli-Agustus, termasuk uji coba, ditargetkan selesai September 2018. Alat dilengkapi sistem digital dan update realtime sehingga tidak perlu penambahan tenaga operasional.