1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Edel biji cokelat terbaik dunia yang dihasilkan dari Banyuwangi

"Cokelat edel lebih enak, lebih krispi setelah berupa produk jadi. Selain itu harganya lebih mahal karena tingkat kerumitan pemiliharaannya ".

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Sabtu, 12 Mei 2018 15:59

Merdeka.com, Banyuwangi - Perkebunan Kendeng Lembu, di Dusun Pagergunung, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memiliki komoditi unggulan berupa cokelat namanya kakao edel. Jenis kakao dengan kualitas terbaik di dunia.

Kakao edel atau yang biasa disebut kakao mulia itu memiliki harga 2 hingga 3 kali lipat lebih tinggi daripada kakao bulk atau kako biasa.

Manajer Perkebunan Kendeng Lembu Titon Tantular, mengatakan saat harga bagus, dia menjual biji kakao edel senilai 8 USD per kilogram. Sedangkan biji kakao bulk kering biasanya berharga 2,5 USD hingga 3,5 USD per kilogram.

"Cokelat edel lebih enak, lebih krispi setelah berupa produk jadi. Selain itu harganya lebih mahal karena tingkat kerumitan pemeliharaan pohonnya lebih besar. Kalau kena penyakit pemulihannya jauh lebih lama," kata Titon dalam Festival Cokelat Glenmore, Sabtu (12/5).

Secara fisik ukuran biji kakao edel lebih besar, dan bila dibelah bagian dalam akan terlihat warnanya ungu. Sedangkan kakao bulk bagian dalamnya berwarna ungu.

Titon mengatakan, pihaknya mengelola 13 ribu hektar kebun yang ditanami 1.000 pohon kakao per hektarenya. Hasil produksinya 12 ton per hari saat masa puncak panen, bulan Mei dan Juni. Produksi kakao edel memiliki volume 20 persen dari total produksi Perkebunan Kendeng Lembu.

"Kita ini 80 persen ekspor ke Eropa, Jepang, Singapura, dan Amerika," kata Titon.

Festival Cokelat Glenmore digelar untuk mengangkat potensi perkebunan itu agar dikembangkan juga oleh masyarakat. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berharap akan banyak muncul kebun cokelat rakyat setelah memahami potensinya.

Banyak masyarakat sekitar yang belum pernah menikmati cokelat jadi meminum cokelat panas dalam festival tersebut. Permen cokelat 1.000 bungkus dari perkebunan ditebar Bupati Anas dan diperebutkan warga, ditambah 3.600 gelas kopi panas juga dibagikan gratis kepada pengunjung festival.

"Harapan saya, ini jadi destinasi baru yang tidak ada di tempat lain. Kalau ke Banyuwangi kira-kira pengen minum cokelat silahkan ke Glenmore," kata Anas.

Dia mengatakan Festival Cokelat Glenmore juga menjadi kegiatan napak tilas sejarah nyata tentang cokelat di Banyuwangi. Sejarah nyata tentang ekspor cokelat dari Glenmore bukan kejadian baru, hal itu berlangsung sejak lama.

Karena diekspor dalam kondisi setengah jadi, banyak masyarakat tidak tahu bentuk dan rasa produk cokelat.

"Penduduk sekitar juga baru minum cokelat itu ya baru sekarang. Jadi kalau dulu cuma diekspor, sekarang masyarakat bisa minum cokelat," katanya.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pertanian
  2. Festival Banyuwangi 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA