"Gerakan ini tujuannya untuk konsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi seimbang di tingkat rumah tangga," kata Hary.
Merdeka.com, Banyuwangi - Mewujudkan kemandirian pangan hingga tingkat rumah tangga, Banyuwangi membuat program Gerakan Masyarakat Pangan Mina Lestari (Gema Pamili). Sebuah gerakan pemanfaatan lahan pertanian untuk budidaya ikan air tawar.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan pangan merupakan sektor yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat. Salah satu upaya untuk meningkatkan pondasi pangan adalah melakukan produktivitas sektor pertanian.
"Produktivitas ini kami giatkan salah satunya lewat pertanian terpadu, yang dikenal dengan sistem mina padi. Yakni memadukan teknik budidaya padi dan pertambakan ikan yang dilakuan bersamaan dalam satu sawah," jelas Anas.
Saat ini telah tercetak 101 hektar kawasan mina pangan. "Targetnya tiap tahun kita bisa cetak 5 hektare kawasan mina pangan per tahun," kata Anas.
Mendukung hal tersebut, Anas meminta agar semua sektor yang terkait pertanian bisa membuat kebijakan komprehensif yang melibatkan lintas sektor. "Bukan hanya tugas Dinas Perikanan dan Pangan, namun perlu didukung mulai dari Dinas Pertanian hingga Dinas PU Pengairan. Hasilnya akan jauh lebih optimal," kata Anas.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Banyuwangi, Hary Cahyo Purnomo menjelaskan gerakan ini juga untuk menjamin konsumsi pangan yang cukup. "Gerakan ini tujuannya untuk konsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi seimbang di tingkat rumah tangga, dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki warga," kata Hary.
Hary menjelaskan gerakan Gema Pamili ini melingkupi sistem diversifikasi seperti mina jeruk (pemeliharaan ikan bersama jeruk), mina naga (pemeliharaan ikan bersama buah naga), mina padi (pemeliharaan ikan bersama padi), serta pemanfaatan lahan agar produktivitas meningkat.
"Ada enam kecamatan di Banyuwangi yang siap untuk melakukan gerakan Gema Pamili ini. Enam kecamatan tersebut adalah Glenmore, Sempu, Songgon, Licin, Glagah, dan Blimbingsari," kata Hary. Enam kecamatan tersebut dikenal sebagai sentra jeruk, naga, dan padi.
Tidak hanya padi, menurut Hary, lahan pertanian jeruk dan buah naga juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan mina lestari ini. Namun, kebun buah bisa juga dimanfaatkan untuk budidaya ikan tawar. MIsalnya kolam ikan yang dibuat di dekat kebun jeruk, selain fungsinya sebagai kolam juga bisa menjadi tempat penampungan air yang bisa dialirkan bila musim kering.
"Kami terus melakukan pelatihan-pelatihan budidaya dan pengembangan minalestari terhadap petani jeruk, naga, dan padi. Petani selain bisa memanen buah, juga bisa menikmati ikan tawar yang dibudidaya melalui mina lestari ini. Apalagi Banyuwangi telah ditetapkan sebagai pilot project kawasan sentra jeruk nasional oleh Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Hary. Jeruk memang menjadi salah satu komoditas hortikultura buah andalan Banyuwangi, selain manggis, buah naga dan durian.
Selain minapadi, Gema Pamili juga memanfaatkan keramba sungai. Keramba merupakan salah satu tempat pemeliharaan ikan dengan mengoptimalkan manfaat perairan umum untuk budidaya ikan.
Keramba bisa berupa bambu bilah, kayu, atau kawat. Pada umumnya menggunakan bambu sebagai kerangka pembuatan keramba dengan ukuran yang bervariasi untu digunakan sebagai tempa budidaya ikan.
"Untuk pemanfaatan sungai yang ada, kami juga melakukan penebaran benih ikan di peraian umum. Serta gerakan konservasi terumbu karang, mangrove, cemara udang, dan lainnya untuk mendukung ekowisata," kata Hary.
Gerakan ini diharapkan bisa menciptkan kawasan pangan mina lestari, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, peningkatan diversifikasi pangan. "Ini juga upaya menjaga stabilitas harga komoditas pangan pokok serta menurunkan jumlah daerah yang rentan terhadap rawan pangan," ujar dia.