Pada kuliah itu Cho Tai-Young memaparkan beberapa situasi terkini di semenanjung Korea.
Merdeka.com, Banyuwangi - Duta Besar Korea Selatan untuk Republik Indonesia Cho Tai-Young menjadi pembicara dalam kuliah umum di Politeknik Banyuwangi. Dalam acara tersebut Cho Tai-Young memaparkan kepada puluhan mahasiswa Politeknik Banyuwangi mengenai hubungan antara Korea dan Indonesia.
Seperti pemaparannya mengenai kerja sama antar lima negara, yakni Meksiko, Indonesia, Korea, Turkei dan Australia (MIKTA). MIKTA merupakan sebuah perkumpulan informal lima negara ekonomi berkembang yang terbentuk pada pertemuan PBB tahun 2013. MIKTA bekerja sama untuk saling berkontribusi terhadap pembangunan komunitas Internasional.
"MIKTA saling berbagi nilai-nilai pada setiap negara. Kami menyepadankan banyak hal menjadi satu suara," kata dia di depan ratusan peserta, Jumat (18/11).
Cho sekaligus memaparkan beberapa situasi terkini di semenanjung Korea. Seperti hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Dalam pemaparannya, ia menyinggung kebijakan Korea Utara mengenai uji nuklir dan misil.
"Setiap tahun Majelis Umum PBB secara terus-menerus mencoba memecahkan masalah yang terjadi di Korea Utara. Dewan keamanan PBB mendiskusikan HAM atas Korea Utara sebagai agenda formal dalam jangka waktu 2 tahun (pada 2014 dan 2015). Karena HAM merupakan persoalan bersama," katanya.
Menurutnya, pendekatan jangka panjang sangat diperlukan untuk menyatukan semenanjung Korea. Yakni dengan proses membangun kepercayaan antar dua negara agar tercipta perdamaian.
Selain itu, ia berpesan kepada mahasiswa Poliwangi agar giat belajar untuk mengembangkan pengetahuan dan tak lupa untuk sekaligus memiliki jiwa yang besar. "Saya ingin melihat Banyuwangi maju terus," katanya.
Di akhir acara, Cho Tai-Young bersama Rektor Poliwangi, Asmuji menandatangani MoU mengenai kerja sama di bidang industri (manufaktur mesin perkapalan), pertukaran pelajar dan dosen serta perkembangan pariwisata.
"Harapan kami Dubes Korea Cho Tai-Young mampu menjembatani kampus Poliwangi untuk pertukaran pelajar ataupun dosen dengan instansi pendidikan di sana. Kedua output selanjutnya mengenai relasi industri dan pengembangan pariwisata nanti pasti mengikuti," ujar Kepala Unit Kerja sama Poliwangi, Masetya Mukti.