1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Hari Kesehatan Nasional, Banyuwangi deklarasikan daerah bebas pasung

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono menambahkan salah satu program yang telah dijalankan pemkab adalah Poli Kembali Sehat.

Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko Banyuwangi berjoget bersama dalam perayaan HKN Ke-53. ©2017 Merdeka.com Reporter : Farah Fuadona | Senin, 13 November 2017 17:34

Merdeka.com, Banyuwangi - Bertepatan dengan Upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Ke-53 di halaman pemkab, Senin (13/11), Banyuwangi mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten Bebas Pasung. Lewat deklarasi ini, Banyuwangi menyatakan siap melakukan langkah-langkah komprehensif penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Berbagai elemen yang terdiri dari tenaga kesehatan, Dinas Sosial, Satpol PP, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bersama-sama menandatangani deklarasi tersebut. Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko yang bertindak sebagai pembina upacara mengatakan momen ini sangat penting, mengingat penanganan ODGJ sangatlah tidak mudah. Banyak kendala yang dihadapi, mulai dari pasien sendiri, keluarga, hingga stigma lingkungan.

"Tahun 2016 lalu masih ada 92 kasus pemasungan. Namun dengan kegigihan serta kesabaran petugas kesehatan serta kerja sama yang baik dengan keluarga ODGJ dan juga dukungan lingkungan, hingga per 5 Oktober 2017 seluruh kasus tersebut berhasil dituntaskan. 92 ODGJ telah dibebaskan dari pasung," urai Yusuf.

Saat ini, kata Yusuf, selain dilakukan upaya pengobatan, para petugas kesehatan juga mulai melakukan upaya pemulihan yang melibatkan berbagai pihak. "Ini perlu, karena selain membutuhkan pertolongan medis, pasien seringkali menghadapi tantangan sosial di masyarakat. Maka diperlukan langkah lanjut setelah menjalani serangkaian pengobatan agar minimal bisa mandiri dan diterima masyarakat lagi,” kata Yusuf.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono menambahkan salah satu program yang telah dijalankan pemkab adalah Poli Kembali Sehat (Poli Kesat). Di mana puskesmas menyelenggarakan terapi kerja bagi ODGJ, mereka dilatih berbagai ketrampilan menyesuaikan minat dan kemampuan mereka. Saat ini ada tiga puskesmas yang menyelenggarakan program ini.

Selain juga ada program Usaha Asuh, dimana pengusaha di sekitar wilayah puskesmas diajak bekerja sama untuk menampung ODGJ yang sudah pulih untuk bisa bekerja di tempak mereka.

"Sudah ada beberapa ODGJ yang berhasil kembali ke masyarakat setelah rutin pengobatan. Ada ODGJ di Kecamatan Kabat yang bekerja sebagai tukang parkir puskesmas. Bahkan, dia kini belajar di pondok pesantren," jelas dr. Rio, panggilan akrabnya.

Peringatan tersebut, juga dimeriahkan Senam Cerdik yang diikuti 69 ODGJ. Di anatara mereka, adalah mantan pasien yang pernah dipasung keluarganya. Selain Wabup Yusuf, turut dalam senam tersebut Ketua TP PKK Banyuwangi Dani Azwar Anas.

Bersama-sama mereka dengan semangat menggerak-gerakkan badan dan melompat-lompat mengikuti irama lagu. Senyuman terus mengembang sambil sesekali tertawa berderai saat gerakan yang dilakukan cukup sulit, meski sesekali terlihat tatapan kosong mereka.

Seperti yang terpancar dari roman Echa Ika Dina (15), salah satu peserta senam ODGJ. Remaja asal Kecamatan Wongsorejo ini begitu berseri mengikuti gerakan senam. Bahkan usai senam, dengan sumringah dia menghampiri dan menyapa Ibu Dani dengan ramah.

Dituturkan keluarganya, Echa mengalami depresi setelah kehilangan sosok ibunya. “Akhirnya, dia saya ajak tinggal bersama saya di Srono dan rutin berobat di Puskesmas Srono. Setelah rutin terapi, sekarang Echa mulai bisa berinteraksi dengan keponakannya. Sementara untuk pelajaran sekolah, Echa yang memang cerdas, tidak mengalami masalah," jelas Anis, sepupu Echa.

(FF/FF)
  1. Info Banyuwangi
  2. Layanan Kesehatan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA