"Kita bersyukur beberapa capaian indikator pembangunan Banyuwangi sudah cukup baik. Tetapi tidak boleh berhenti. Camat perlu lebih aktif".
Merdeka.com, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta para camat dan kepala desa untuk memperkuat sinergi guna menyempurnakan sistem aplikasi kemiskinan terintegrasi 'Jalin Kasih' yang sedang disiapkan kabupaten tersebut.
Anas meminta sinergi diperkuat untuk validasi warga miskin di sistem aplikasi tersebut.
"Camat dan kades segera mengakurasikan data-data penduduk miskin. Karena aplikasi ini nanti bisa mengelompokkan warga berdasarkan program pengentasan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing individu, jadi sangat rinci sesuai kebutuhan individu, bukan data gelondongan kemiskinan," kata Anas saat forum bersama camat, Selasa (20/2).
Diketahui, Pemkab Banyuwangi sedang merampungkan sistem aplikasi pengentasan kemiskinan terintegrasi yang diberi nama 'Jalin Kasih'. Aplikasi berisi data digital seluruh problem kemiskinan di Banyuwangi dengan sangat rinci berbasis geospasial.
Di aplikasi ini, data penduduk miskin dikelompokkan berdasarkan program pengentasan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing individu, mulai dari pendidikan, kesehatan, kelayakan rumah, hingga pemenuhan gizi.
"Jadi kita tahu, warga A butuh apa, warga B butuh apa. Bukan semua diberi sembako, misalnya. Di aplikasi itu kita buka partisipasi publik, siapapun dan dari mana pun di seluruh Indonesia bahkan dunia, bisa membantu mengatasi kemiskinan di Banyuwangi dengan intervensi langsung ke individu, jadi lebih efektif," ujarnya.
Anas juga meminta para camat giat berinovasi meningkatkan pelayanan publik ke warga desa. Meski Indeks Desa Membangun (IDM) Banyuwangi terus meningkat, Anas berharap berbagai indikator peningkatan kinerja di desa terus dipacu.
"Kita bersyukur beberapa capaian indikator pembangunan Banyuwangi sudah cukup baik. Tetapi tidak boleh berhenti. Camat perlu lebih aktif, sinergi dengan kepala desa, tingkatkan pelayanan publik. Jalankan program-program inovatif, lakukan terobosan,"ujar Anas.
IDM Banyuwangi berdasarkan kriteria Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) terus meningkat. Peringkat IDM Banyuwangi berada di posisi tertinggi kedua di Jawa Timur. IDM dikembangkan oleh Kemendes PDT untuk memetakan tingkat kesejahteraan desa dengan menggunakan lebih dari 50 indikator, mulai pendidikan, kesehatan, modal sosial, permukiman, hingga ekonomi.
Banyuwangi berhasil meningkatkan status 'desa maju' menjadi 134 desa (2016) dari sebelumnya 40 desa (2010), dengan jumlah desa tertinggal hanya tinggal satu desa.