"Banyuwangi termasuk salah satu daerah yang memiliki indeks risiko bencana tinggi. Memiliki semua jenis potensi bencana, hidrologi, sosial".
Merdeka.com, Banyuwangi - Dalam dokumen indek risiko bencana Indonesia bahwa Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur terkategori sebagai daerah dengan potensi bencana yang sangat tinggi berada di urutan ke-11 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia. Ada tiga ancaman bencana yang bisa datang dan terjadi sewaktu-waktu seperti letusan gunung berapi, tsunami, banjir, masalah sosial, hingga longsor dan angin kencang.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharram, ancaman bencana utama adalah bencana tsunami. Sebab Kabupaten di ujung Timur pulau Jawa ini memiliki panajang pantai 175 Km dan sepanjang pantau tersebut sangat berpotensi tsunami.
Daerah potensi bencana itu, kata Eka pihak BPBD Banyuwangi menargetkan tahun ini memiliki 24 desa tangguh bencana.
Untuk itu, lanjut Eka Banyuwangi memiliki 9 desa tangguh dari 24 desa rawan bencana. Di antaranya berada di Kecamatan Sanggar, Siliragung, Purwoharjo, Muncar yang berhadapan dengan pantai Samudera Hindia. Desa rawan lain berada di lereng Pegunungan Ijen di Banyuwangi bagian utara.
"Banyuwangi termasuk salah satu daerah yang memiliki indeks risiko bencana tinggi. Memiliki semua jenis potensi bencana, hidrologi, sosial, vulkanik," kata Eka kepada Merdeka Banyuwangi, Selasa (20/2).
Dia mengatakan, sebelumnya pembangunan desa tangguh bencana hanya dilakukan dengan anggaran daerah. Namun kini ditunjang dengan anggaran dana desa (ADD) sehingga bisa mencakup 24 desa.
Pelatihan dan sosialisasi dilakukan agar masyarakat desa menyadari potensi bencana, memiliki kapasitas dan upaya untuk meminimalisir potensi bencana. Desa berpotensi tsunami didorong memiliki shelter untuk pengungsian dan perlindungan warga.
"Kalau banjir di Banyuwangi terjadi sesaat, 4 jam itu sudah surut. Hanya menghambat akses masyarakat sementara, hanya sampai di halaman saja," kata Eka.
Dia mengatakan untuk kesiapan Banyuwangi menghadapi bencana, pihaknya telah memiliki perlengkapan dan logistik minimal yang dibutuhkan, meski belum bisa dikatakan cukup.
Banyuwangi juga memiliki lebih dari 300 orang relawan siaga bencana yang siap bergerak kapanpun atas koordinasi BPBD. 50 taruna tanggap bencana juga siap datang memberikan pertolongan ketika terjadi bencana.