1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Kementan dukung Banyuwangi jadi kota kebangkitan bawang putih

Tahun 2017, Banyuwangi memiliki luasan tanaman bawang putih hingga 116 hektare dari target 145 hektare di lahan HGU.

Direktur Jendral Holtikultura Kementrian Pertanian Spudnik Sujono Kamino. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Kamis, 22 Februari 2018 12:40

Merdeka.com, Banyuwangi - Direktur Jendral Holtikultura Kementrian Pertanian Spudnik Sujono Kamino mendukung kawasan pengembangan pertanian bawang putih di Kaki Gunung Ijen, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi. Diharapkan, Banyuwangi bisa mengawali kebangkitan suplai bawang putih untuk kebutuhan nasional dari ketergantungan impor selama ini.

Sejak 2005 Indonesia selalu importir bawang putih dari sejumlah negara seperti Cina, Mesir, India dan Taiwan hingga 500 ribu ton, sementara produksi dalam negeri masih mencapai 20 ribu ton.

"Kita pernah berjaya, tetapi karena kran impor dibuka, sehingga tidak lagi menarik bagi petani. Dan Banyuwangi akan kami jadikan sentral bawang putih di Indonesia. Kebangkitan bawang utih Banyuwangi," ujar Spudnik, saat meninjau kawasan penanaman bawang di Banyuwangi, Kamis (22/2).

Saat ini, sejak akhir 2017, Banyuwangi memiliki luasan tanaman bawang putih hingga 116 hektare dari target 145 hektare di lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang dikelola importir CV Sinar Padang Sejahtera.

Spudnik melanjutkan, pemerintah pusat telah membuat aturan mewajibkan setiap importir untuk menanam bawang putih di Indonesia dengan kuota target 5 persen dari kebutuhan impor yang diminta.

"APBN kita tidak bisa diharapkan, karena ada target swasembada 2018 ada luasan tanam sampai 26.650 hektare. Sehingga tahun 2019 ada 73 ribu hektare lah paling tidak," jelasnya.

Sementara itu, tanaman bawang di Indonesia hanya ada di beberapa daerah seperti di Sembalun dan Temanggung, Karanganyar. Kali ini Banyuwangi masuk dalam daftar. Total keseluruhan bawang putih di Indonesia saat ini masih mencapai 12 ribu hektare.

"Saya dukung jadi sentra bawang putih nasional. Makin luas, kalau bisa 2.000 sampai 3.000 yang sudah Sembalun, Temanggung," kata dia.

Selain itu, penanam bawang putih di Banyuwangi telah menyerap tenaga kerja lokal hingga 900-1000 orang. Hal ini, kata Spudnik sudah menguatkan komitmen Presiden Jokowi untuk optimalisasi padat karya dari setiap program.

"Apresiasi luar biasa, nanti akan disampaikan ke menteri, presiden bisa dibawa juga ke sini. Sekali lagi ada semangat untuk mulai bangkit, kebangkitan bawang putih Banyuwangi," terangnya.

Sementara itu, Direktur Pemasaran CV Sinar Padang Sejahtera, Fery Susanto mengatakan, dari target pemerintah bisa memenuhi kuota hingga 5 persen atau 500 ton dari kota impornya 10.000 ton.

Namun, dari luasan 116 hektare saat ini, Fery sudah optimis lahan di Banyuwangi yang subur bisa menghasilkan hingga 2000 ton pundi bawang basah.

"Kalau dari kita bisa menyumbang 5 persen. Tetapi tanahnya subur, ini kayaknya bisa sampai 20 persen, atau 2000 ton," jelasnya.

Mulai 4 Maret nanti, bawang putih jenis lokal jenis lemu hijau dan kuning yang ditanam, diprediksi akan mulai panen. Satu hektare diprediksi bisa mencapai rincian hektar 8 ton bawang putih kering.

"Itu kalau kering siap konsumsi, tetapi kalau basah bisa sampai 15-an ton. Kami juga bikin untuk pembibitan," jelasnya.

Dia menambahkan, selama ini Indonesia mengimpor bawang putih sebagian besar dari Cina. Namun bila dibandingkan, rasa bawang putih impor dengan lokal jauh berbeda.

"95 persen Indonesia impor dari Cina. Di sana bawangnya lebih besar, sementara di sini lebih kecil, tetapi di sini lebih pedas, lebih bagus," katanya.

(ES/MUA)
  1. Pertanian
  2. Info Kota
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA