1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Menpar bandingkan Gandrung Sewu dengan Hangzou Impression West Lake

"Pariwisata adalah industri yang paling mudah dan paling murah untuk meningkatkan pendapatan per kapita atau perputaran ekonomi".

Tari Gandrung Sewu. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Senin, 22 Oktober 2018 12:33

Merdeka.com, Banyuwangi - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya membandingkan gelaran Gandrung Sewu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dengan pertunjukan Impression West Lake di Kota Hangzhou, Provinsi Zheijang, China. Kesenian tari teatrikal yang digelar di atas Danau Yuehu itu dinilainya memiliki konfigurasi yang bagus, begitu pula Gandrung Sewu yang telah terlaksana, Sabtu (20/10).

Danau dengan instalasi lampu hias itu memiliki panggung setinggi 3 sentimeter di bawah permukaan air yang menjadi tempat seniman tari beraksi. Seakan mampu berjalan di atas air, mereka membawakan kisah dan tari yang bertemakan legenda Hangzhou.

Gandrung Sewu juga mengisahkan cerita sejarah Banyuwangi dari perjuangan kemerdekaan, peran penting pelaku Gandrung kuno dalam perjuangan hingga kampanye mencintai kebudayaan sendiri. Meski lebih dari 1.000 penari tidak ada yang masuk ke air, tari kolosal kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan itu digelar dengan latar belakang Selat Bali.

"Konfigurasi berarti tarian ini bukan tarian pribadi, melainkan 1.000 orang menari bersama membentuk sesuatu. The Impression West Lake konfigurasinya bagus, ditarikan oleh anak-anak SMA juga," kata Arief.

Dia melanjutkan banyak nilai yang telah diberikan gelaran Gandrung Sewu kepada Banyuwangi. Pertama nilai budaya dan kreativitas di mana karya seni asli Banyuwangi itu tampil di depan ribuan penonton hingga tersiar di media-media nasional maupun internasional.

Kedua nilai komunikasi karena keberadaannya telah tersampaikan pada khalayak melalui media sosial hingga sempat menjadi trending topic. Ketiga nilai komersial dimana kursi pesawat, kamar hotel, hingga tempat-tempat kuliner di Banyuwangi menjadi penuh sejak beberapa hari sebelum even digelar.

"Tidak perlu diperdebatkan commercial value, Banyuwangi jadi daerah dengan pendapatan per kapita nomor 2 tertinggi di Jawa Timur. Itu membuktikan bahwa budaya atau alam yang dilestarikan akan membawa keuntungan," kata dia.

Mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) itu mengatakan tengah mengadakan penelitian dampak ekonomi dari banyaknya even yang digelar suatu daerah. Dia sendiri memperkirakan uang yang berhasil masuk dari wisatawan 10 kali lipat dari dana yang telah dikeluarkan Pemkab Banyuwangi untuk gelaran Gandrung Sewu.

Dalam skala nasional, pariwisata ditargetkan menjadi penyumbang devisa terbesar di tahun 2019 mengungguli ekspor produk dari sawit yang sebelumnya selalu tertinggi. Pada tahun 2017 ekspor minyak sawit menyumbang devisa Rp 300 triliun, sedangkan pariwisata di posisi 2 tertinggi.

"Pariwisata adalah industri yang paling mudah dan paling murah untuk meningkatkan pendapatan per kapita atau perputaran ekonomi, meningkatkan devisa dan employment (lapangan pekerjaan)," kata Menteri kelahiran Banyuwangi itu.

 

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Seni dan Budaya
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA