Saat ini Banyuwangi terus melakukan pembenahan. Termasuk data produktivitas pertanian. Termasuk luas lahan.
Merdeka.com, Banyuwangi - Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Banyuwangi berupaya mengoptimalkan kualitas data statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui akurasi produktivitas pertanian dan capaian skala prioritas pertanian di Banyuwangi. Apalagi produksi kualitas padi di Banyuwangi semakin baik, terutama padi organik.
"Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebagian besar sudah mulai sepuh. Sekarang banyak digantikan anak muda. Beberapa statistik pertanian seperti luas sawah, produktivitas memang perlu diperbaiki, sesuai metode Badan Pusat Statistik (BPS)," ujar Arief Setiawan, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan, saat Rakor dengan BPS Banyuwangi, Kamis (26/10).
Arief mencontohkan, data terakhir luas lahan pertanian di Banyuwangi saat ini mencapai 65.475 hektare yang terbagi di 25 kecamatan. Namun, luasan areal pertanian tersebut perlu diperbaharui karena ada beberapa kawasan hanya berkonsentrasi dengan tanaman buah, seperti jeruk dan buah naga.
"Tidak bisa jadi data baku. Karena ada luasan buah kebun buah naga, jeruk, dan lainnya," terangnya.
Kemudian data terkait produktivitas tanaman padi di Banyuwangi perlu diperhatikan, agar prediksi total pemenuhan kebutuhan pangan daerah serta dukungan ketahanan pangan nasional bisa lebih akurat.
"Target kami untuk produktivitas padi ada 65,3 kwintal per hektar sekali panen. Namun angka proyeksi tersebut sebenarnya sudah surplus atau melebihi target. "Ini proyeksikan target. Tapi sebenarnya hitungannya sudah lebih, bisa 7 kwintal per hektar-nya," jelasnya.
Apalagi pihaknya juga terus mengembangkan padi organik yang memiliki peluang pasar global. Dari 25 kecamatan di Banyuwangi, saat ini sudah ada 7 kecamatan yang menanam padi organik.
"Per wilayah rata-rata 20 hektare. Tapi belum semua berhasil. Kami sudah ekspor ke luar, seperti ke China, Eropa dan Amerika. Yang bagus produktivitasnya juga sudah capai 7 kwintal per hektarnya," jelasnya.
Kepala BPS Banyuwangi, Harsono mengatakan, pihaknya membutuhkan kerjasama yang konsisten dengan dinas pertanian untuk mendapatkan akurasi angka statistik. "Kerjasama laporan survei pertanian, luas lahan, hasil panen bisa rutin diberikan. Ini untuk menyamakan persepsi. Karena kami bagaikan suami istri, antara data statistik dengan pertanian, untuk mendapatkan data yang berkualitas dan bermutu. Data itu empat bulan sekali diperbaharui," ujar Harsono.