"Harapannya mereka mampu mengambil keputusan bertani dan tahu dengan risiko. Akhirnya bisa berjalan dengan sistim pertanian yang benar".
Merdeka.com, Banyuwangi - Organization for Industry, Spiritual, Culture and Advancement(OISCA)-Jepang, Etos Agro dan PT Jaya Merta Agung mendatangkan pelatih dari Jepang dan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk melatih petani-petani muda di Perkebunan Alasrejo, Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Selama 6 bulan kedepan, 20 siswa akan berlatih menjadi petani yang memiliki mindset pekerja keras, dengan pengetahuan pertanian yang baik, dan kedisiplinan tinggi.
Bulan pertama akan mereka lalui dengan pelatihan dasar kedisiplinan, melakukan berbagai hal secara tepat waktu, hingga pelajaran baris-berbaris. Bulan kedua, 13 pemuda Banyuwangi, 2 pemuda Poso Sulawesi Tengah, dan 5 pemuda Rote Nusa Tenggara Timur itu mulai memasuki materi pertanian.
Kepala Perkebunan Alasrejo Basoenondo, mengatakan beberapa pihak yang terlibat dalam program ini OISCA -Jepang, Etos Agro dan PT Jaya Merta Agung yang merupakan pemilik hak guna usaha (HGU) perkebunan Alasrejo.
Setelah lulus dalam pelatihan 1 semester ini, siswa diperbolehkan bekerja pada perkebunan atau memilih tempat kerja lain.
"Harapannya mereka mampu mengambil keputusan bertani dan tahu dengan risiko. Akhirnya bisa berjalan dengan sistim pertanian yang benar," kata Basoenondo,Kepada Merdeka Banyuwangi, Senin (26/2).
Setelah mendapatkan materi pertanian hingga Bahasa Jepang, semua siswa ditugaskan untuk mengelola lahan perkebunan dengan luasan tertentu. Total luas Perkebunan Alasrejo sendiri sekitar 279 hektare yang didominasi tanaman kapuk.
Sementara itu, Direktur Utama PT Jayamerta Agung Benny Mardani, mengatakan sudah ada 5 ribu alumni pelatihan serupa di Sukabumi Jawa Barat dan Karanganyar Jawa Tengah sejak 35 tahun lalu. Selain menumbuhkan generasi petani muda, mereka juga ingin menciptakan pemuda-pemudi dengan maindset petani yang canggih.
"Kita utamakan pertanian dengan etos kerja yang baik, displin, dan mandiri, serta pertanian yang ramah lingkungan yang sustainable," kata Benny.
Dia juga berencana membangun pusat riset pertanian di perkebunan yang tidak terlalu jauh dari pantai itu.
Satu-satunya peserta wanita, Pramitha Eka Ayuningtyas (19) mengaku mengikuti saran orang tuanya untuk mengikuti program pelatihan ini. Meski belum pernah terjun di dunia pertanian, lulusan SMK N 1 Banyuwangi jurusan Pariwisata ini siap mengikuti proses pelatihan.
"Dicoba dulu, pasti akan dapat banyak pengalaman juga," kata cewek berhijab asal Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi itu.