Keikutsertaan ini sebagai perwakilan dari Provinsi Jawa Timur di tingkat nasional.
Merdeka.com, Banyuwangi - RSUD Blambangan Banyuwangi ditunjuk mewakili Provinsi Jawa Timur dalam lomba Quality Control Circle (QCC) di Bandung. Untuk mempersiapkannya, RSUD Blambangan menggelar gladi bersih di ruang Rempeg Jogopati Kantor Pemkab Banyuwangi.
QCC atau yang lebih dikenal sebagai Kelompok Budaya Kerja (KBK) ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong agar seluruh instansi di Indonesia memiliki budaya kerja yang baik. Kompetisi QCC tingkat nasional ini diselenggarakan selama tiga hari, mulai 29, 30 November hingga 1 Desember mendatang.
“Kami sengaja menggelar gladi bersih ini lima hari sebelum hari H. Kami anggap ini seolah-olah penilaian aslinya. Jadi masukan dari berbagai pihak akan kami perhatikan demi kualitas penampilan kami saat berkompetisi di Bandung nanti,” kata Kepala RSUD Blambangan, dr, Taufik Hidayat di depan para undangan yang terdiri atas SKPD terkait dan para budayawan tersebut, Rabu (23/11).
Mengapa gladi bersih ini melibatkan para budayawan? “Dalam mempresentasikan inovasi ini, kami tak sekedar memaparkan apa itu ‘Lahir Procot Pulang Bawa Akte’ tapi juga mempromosikan pariwisata Banyuwangi lewat seni dan budayanya,” ujar Taufik.
Karena itu tak heran, presentasi ini diawali dengan munculnya empat penari gandrung dengan kostumnya yang megah. Desain kostum gandrung yang dominan warna hitam dengan perpaduan warna merah dan emas terlihat anggun dan elegan. Mereka menyanyikan mars ‘Lahir Procot Pulang Bawa Akte’ sambil menampilkan stage act ala penari Gandrung.
Tak lama muncullah seorang wanita yang kesakitan karena melahirkan. Wanita tersebut langsung mendapatkan penanganan dari bidan RSUD Blambangan, hingga bayinya lahir dengan selamat. Keesokan harinya dia membawa pulang anaknya sambil menenteng akte kelahiran yang sudah jadi, lengkap dengan Kartu Keluarga yang baru.
Kemudian para penari gandrung yang juga PNS RSUD Blambangan tersebut, satu persatu mempresentasikan apa itu inovasi ‘Lahir Procot Pulang Bawa Akte’. Dengan apik dan suara yang lantang ditambah sedikit koreografi, secara bergantian mereka menerangkan langkah-langkah pengurusan akte kelahiran.
Penampilan mereka mendapatkan pujian dari salah satu budayawan yang hadir, Hasnan Singodimayan. “Penampilannya luar biasa, baik dari segi casting, blocking hingga acting-nya sudah bagus. Supaya lebih bagus saya sarankan ditambahkan instrumen khas Banyuwangi untuk mengisi jeda yang mungkin timbul,” kata Hasnan.
Selain Hasnan, perwakilan dari SKPD juga menyatakan, sejak awal kemunculan hingga adegan berakhir, dirinya merasa ‘merinding’. “Saya tidak menyangka ini bisa dilakukan oleh RSUD Blambangan. Semuanya keren dan bikin merinding mulai awal hingga akhir,” ujarnya.
Menanggapi semua masukan, Direktur RSUD Blambangan, Taufik Hidayat menyatakan rasa terima kasihnya. “Inilah upaya yang berusaha kami lakukan. Meski inovasi ini sudah digagas sejak 2013, namun masih banyak kekurangan di sana-sini. Salah satunya pengurusan akte yang digadang-gadang lebih cepat, ternyata dalam pengurusannya masih berkisar 6-10 hari. Sekarang di tempat kami sudah bisa selesai 1-2 hari,” ujar Taufik.
Inovasi ini membawa Kabupaten Banyuwangi sebagai Juara I dalam inovasi pelayanan publik se-Jatim. Jika dalam kompetisi tingkat nasional di Bandung menang, Banyuwangi akan mewakili Indonesia di Manila, Filipina. “Bagi kami menang atau kalah itu biasa. Yang penting adalah pelayanan publik di Banyuwangi bisa berjalan dengan baik seperti apa yang telah kita canangkan,” kata Taufik