"Event ini juga sebagai cara untuk memancing munculnya potensi sastra di kalangan generasi muda. Karena sastra ini bagi kami penting," kata Anas.
Merdeka.com, Banyuwangi - Pekan terakhir di bulan April ini, Banyuwangi Festival akan menghadirkan Kemah Sastra Nasional. Sejumlah sastrawan kondang akan meramaikan acara ini, seperti Sutardji Coulzum Bachri - sang Presiden Penyair Indonesia, Zawawi Imron, Hasan Aspahani, Wayan Jengki Sunarta, Ahmadun Yosi Herfanda, hingga sutradara film nasional Garin Nugroho.
Kemah Sastra Nasional ini akan digelar selama dua hari, Sabtu - Minggu (28-29 April). Berbagai rangkaian acara seperti workshop penulisan, pembacaan puisi dan monolog akan mewarnai event ini.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Kemah Sastra Nasional merupakan salah satu cara Banyuwangi untuk meningkatkan literasi. Banyuwangi ingin agar tradisi sastra bisa hadir di kalangan warganya.
"Event ini juga sebagai cara untuk memancing munculnya potensi sastra di kalangan generasi muda. Karena sastra ini bagi kami penting, sastra bisa mengasah jiwa kita," kata Anas.
Para sastrawan ini akan tampil satu panggung di hari pertama, Sabtu di amphiteatre Java Banana Resort. 'Si Clurit Emas' Zawawi Imron, akan membaca puisi dilanjutkan ceramah inspiratif Sutardji Calzoum Bachri. Sutradara Garin Nugroho sendiri akan hadir dengan monolognya.
Acara akan berlanjut dengan workshop penulisan cerpen dan puisi oleh sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda dan Hasan Aspani, dilanjutkan diskusi sastra pada Sabtu malam.
"Semua peserta Kemah Sastra akan benar-benar diajak menyelami dunia sastra oleh para begawan sastra Indonesia. Kita harapkan Kemah ini nantinya melahirkan generasi penerus sastrawan yang mumpuni," harap Anas.
Kemah sastra nasional diikuti ratusan penyair muda. Selain dari Banyuwangi sendiri, mereka ada yang datang dari Singapura, Malaysia dan dari seluruh penjuru nusantara. Mulai Pekanbaru, Lombok, Bali, Pangkalpinang, Banten, Ambon, Jogjakarta, Solo, Bogor, Sukabumi, dan Jakarta.
Para peserta Kemah Sastra ini sebagian di antaranya adalah penulis puisi buku antologi Senyuman Lembah Ijen. Dikatakan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Banyuwangi, Abdul Kadir sebelumnya pemkab menggelar lomba menulis puisi.
"Ada 600 lebih karya yang masuk ke kami. Setelah proses kurasi, kami pilih 190 puisi lalu kami bukukan. Nanti, di acara Kemah Sastra, bukunya akan kami luncurkan, sekaligus peluncuran 20 buku novel dan cerpen hasil karya pelajar Banyuwangi," jelas Kadir.
Para peserta dari seluruh nusantara ink, lanjut Kadir, juga akan diajak mengeksplorasi alam Banyuwangi pada hari berikutnya.
"Harapannya, semoga keindahan alam Banyuwangi bisa menginspirasi mereka untuk menghasilkan karya-karya sastra," katanya.