1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Patchwork & quilting, kerajinan unik yang berkembang di Banyuwangi lewat festival

"Memang harus telaten menggunting, menjahit, setrika, lipat berulang-ulang, butuh waktu lama. Yang ukuran besar bisa berbulan-bulan".

Yani perajin patchwork dan quilting di Banyuwangi‎. ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Rabu, 25 April 2018 16:38

Merdeka.com, Banyuwangi - Jenis kerajinan tangan unik bernama patchwork and quilting yang mengandalkan bahan kain mulai berkembang di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ada tiga lapisan, yakni top untuk lapisan teratas, bagian tengah berupa lembaran silikon dan kain penutup di bagian paling bawah.

Patchwork merupakan potongan kain yang ditempel dalam bentuk geometri blok pada lapisan top. Sedangkan quilting bentuknya tidak geometri melainkan berdasarkan tema aplikasi, misalnya keranjang bunga, keranjang buah, hutan atau hewan, juga dibuat dari kain yang ditempelkan di bagian top.

Meskipun prosesnya terdengar rumit dan membutuhkan waktu lama, hasilnya sangat bagus, memiliki efek timbul dan nyaman dilihat. Hasilnya bisa dipakai pada bantal, sprei, selimut, gantungan kunci, bando, hingga hanging wall.

Perajin patchwork dan quilting Rodya Yuliani mengatakan awalnya cukup sulit mengembangkan kerajinan itu di Bumi Blambangan. Banyak yang beralasan tidak bisa menjahit, harga jual produk kerajinan mahal, dan belum banyak pembelinya.

"Memang harus telaten menggunting, menjahit, setrika, lipat berulang-ulang, butuh waktu lama. Yang ukuran besar bisa berbulan-bulan. Tetapi kalau sudah jadi pasti puas," kata Rodya Yulian kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (25/4).

Tetapi setelah mengikuti Banyuwangi Art Week Festival pertengahan April 2018, Yani mulai menemukan peminat kerajinan patchwork and quilting. Banyak yang bertanya ingin tahu, membeli aksesoris yang dia jual, hingga beberapa orang mendaftar belajar patchwork and quilting padanya.

Sebelumnya Yani sering mengajar pembuatan kerajinan itu secara online ketika dia bermukim di Jakarta. Kursus jarak jauh yang dia buka sejak tahun 2012 itu diikuti peserta dari Kalimantan, Sumatera dan dari Jakarta sendiri.

"Sebelumnya kebanyakan yang belajar ibu-ibu yang sudah pensiun dan cari aktivitas," kata dia.

Pelatihan dasar dia kenakan biaya Rp 50 ribu dengan patchwork and quilting motif sederhana. Biaya itu sudah termasuk sepaket kit yang berisi bahan kain pilihan, silikon, pola, modul, jarum dan benang khusus quilt yang mampu menembus 3 lapis kain berkualitas tinggi itu.

Yani mengatakan kain perca juga bisa digunakan, misal sisa penjahit, namun pengerjaannya akan lebih sulit dibandingkan kain berkualitas pilihan.

Berkat pengenalan yang dilakukannya melalui Festival Banyuwangi, beberapa orang akan mulai belajar 1 Mei mendatang, di rumahnya di Perumahan Bunga Residence F15, Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi.

"Produk yang dihasilkan bisa dihargai puluhan ribu rupiah hingga belasan juta rupiah tergantung ukuran dan motifnya. Ini bisa menjadi peluang ekonomi baru bagi ibu-ibu," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Kota
  2. Gaya hidup
  3. Festival Banyuwangi 2018
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA