1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Semakin diminati investor, Banyuwangi tuntut hotel baru ikuti kearifan lokal

"Sajadah dan penunjuk arah kiblatnya di setiap kamar bagian dari kearifan lokal," kata Anas.

Anas bersama pengelola salah satu hotel di Banyuwangi. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Taufik | Jum'at, 10 Agustus 2018 13:11

Merdeka.com, Banyuwangi - Semakin banyaknya investor yang berminat masuk ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, untuk membangun hotel, membuat Pemkab Banyuwangi kembali menegaskan agar mereka memperhatikan kearifan lokal.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kearifan lokal dilihatnya dari desain bangunan yang diajukan kepadanya dalam berkas pengurusan izin. Anas memastikan, izin tidak akan dikeluarkan untuk permohonan izin bangunan hotel tanpa memperlihatkan kearifan lokal.

Dia mengatakan, wujud kearifan lokal di Banyuwangi di antaranya Omprog Gandrung, Rumah Osing, memiliki lingkungan hijau dan terbuka, ruang-ruang dengan sirkulasi udara yang lancar, menyediakan mushala yang nyaman, bentuk flora atau fauna khas, penggunaan bahan kayu untuk eksterior bangunan, atau identitas budaya lokal yang lain.

"Sajadah dan penunjuk arah kiblatnya di setiap kamar bagian dari kearifan lokal. Mushola yang luas dan nyaman untuk driver dan tamu di dekat parkiran depan juga. Kalau di Bali kan selalu ada Pura, karena itu kearifan lokal di sana," kata Anas, Jumat (10/8).

Dia mengatakan hal itu sebagai wujud pemerintah tidak hanya pro investor, melainkan juga turut menjaga tradisi dan simbol budaya masyarakat. Anas menjelaskan, penyertaan kearifan lokal juga akan diimbaukan kepada para pemilik homestay di Bumi Blambangan.

Anas menceritakan, ada satu lagi hotel bintang 4 yang akan dibangun di Banyuwangi dan sedang mengurus izin kepada pihaknya. Sementara sekarang ada 61 hotel di Banyuwangi, 12 di antaranya berbintang 3 dan 4, yang rata-rata memiliki jumlah hunian 50 persen.

Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi Dwi Marhaen Yono mengatakan ada uang sebesar Rp 7,9 triliun yang berputar di bidang pariwisata Banyuwangi selama tahun 2017. Sumbernya dari 98 ribu wisatawan mancanegara (wisman) yang rata-rata belanja Rp 2,7 juta dan 4,8 juta wisatawan nusantara (wisnus) yang rata-rata belanja Rp 1,5 juta selama di Banyuwangi.

Marhaen mengatakan Hotel Santika di saat low season okupansinya rata-rata 20 persen. Sedangkan Santika Banyuwangi okupansinya mencapai 60 persen di bulan Januari, yang sebetulnya menjadi bagian dari low season hotel.

"Banyuwangi Festival menjadi salah satu daya tarik ketika kita selenggarakan secara kontinyu, termasuk di awal tahun. Begitu juga kinerja kita yang baik mendatangkan pejabat daerah lain beserta rombongan ke Banyuwangi untuk studi banding," kata Marhaen.

Dia mengatakan bila tahun lalu Banyuwangi mencatatkan 39 ribu orang datang untuk melakukan studi banding atau wisata kinerja, tahun depan ditargetkan 50 ribu orang yang datang. Dengan upaya-upaya seperti itu, pihaknya berharap okupansi hotel-hotel tidak turun meski jumlahnya bertambah.

(MT/MT) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Info Banyuwangi
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA