Festival ini sekaligus sebagai kampanye konservasi ekosistem laut.
Merdeka.com, Banyuwangi - Festival Underwater yang pertama kalinya digelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival berlangsung meriah dan spesial. Bertempat di Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring Underwater Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Festival Underwater dibuka dengan upacara bendera bawah laut.
Sejumlah penyelam yang berjumlah 42 orang dari berbagai kalangan mulai menceburkan diri di perairan Bangsring. Mereka bersiap-siap melakukan pengibaran Merah Putih di kedalaman 10 meter. Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, puluhan penyelam kemudian membentuk formasi upacara.
Upacara yang berlangsung selama 20 menit tersebut berhasil mengibarkan Sang Saka. “Semuanya berjalan lancar dan bagus,” ujar Letkol (Laut) Wahyu seusai upacara.
Para Penyelam yang mengikuti upacara bendera terdiri dari berbagai unsur. Selain dari Persatuan Olahraga Selam Indonesia (POSI) Banyuwangi, upacara tersebut juga diikuti oleh kelompok nelayan, TNI Angkatan Laut, PNS, dan awak media.
“Festival Underwater ini bukan sekedar festival akan tetapi ini merupakan salah satu cara untuk mengajak masyarakat untuk bersama menjaga alam,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sesaat sebelum menyerahkan bendera merah putih untuk dikibarkan di dalam laut perairan Bangsring pada Sabtu (21/5).
Festival alam bawah laut bukan sekedar mempromosikan wisata, festival ini sekaligus sebagai kampanye konservasi ekosistem laut. Di mana laut dikelola agar memberikan manfaat secara ekonomis bagi nelayan sekaligus menjaga kelestarian ekosistem didalamnya.
Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring, sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai area konservasi. Dulu kawasan ini ekosistemnya lautnya telah rusak. Ikan berkurang dan karang-karang hancur. Sejak tahun 2008, salah satu pemuda di sana Ikhwan Arief memelopori penanaman terumbu karang di perairan Bangsring tersebut. Hasilnya, ekosistem di pantai Bangsring mulai pulih. Terumbu karang mulai tumbuh dan menjadi tempat berkembang biak ikan.
Ikhwan lalu terpikir untu mengembangkan perairan tersebut menjadi sebuah kawasan obyek wisata bahari berbasis konservasi. Nelayan lokal pun dilibatkan untuk mengelola obyek wisata ini.
Menariknya, upacara bendera bawah laut tersebut tidak hanya diikuti oleh penyelam dewasa, namun juga ada beberapa penyelam yang masih belia. Salah satunya adalah Safira Nur Islami yang masih berusia 13 tahun. Siswa kelas VIII SMPN 1 Giri yang tergabung dalam POSI ini merasa antusias bisa terlibat dalam festival ini. “Ini pertama kalinya ikut upacara bendera di bawah laut. Rasanya senang dan membanggakan,” kata penyelam termuda dalam acara ini.
Festival ini pun mendapat apresiasi dari sejumlah pihak. Kepala Seksi Wisata Bahari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Widayanto yang ikut serta dalam upacara bendera tersebut mengaku bangga atas inisitif masyarakat Bangsring dalam peran sertanya menjaga ekosistem bawah laut.
“Dibanding tempat lain, di Bangsring ini memiliki keunggulan tersendiri. Keterlibatan masyarakat secara luas dalam kegiatan seperti ini bisa menjadi media yang baik untuk mengajak semuanya berpartisipasi menjaga ekosistem laut,” kata Agus seusai menyelam.
Hal senda juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pilang (Peduli Alam dan Lingkungan) Ni Kadek Indrawati yang sejak 2008 ikut serta mendampingi proses konservasi di ZPB Samudera Bakti. “Progres konservasi Bangsring sangat luar biasa. Kini, kawasan ini benar-benar telah berubah. Yang dulunya memiliki tradisi mengeksploitasi dengan bom, kini justru menjaga terumbu karang sebaik-baiknya dan mampu memberikan manfaat dengan mengedepankan kelestarian lingkungan,” ujar Indrawati.
Festival Underwater yang akan dilaksanakan selama dua hari tersebut, tidak hanya diisi dengan upacara bendera. Sebanyak 58 nelayan Bangsring akan memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Republik Indonesia) dengan menyelam selam 28 jam secara estafet. Di tepi pantai, siang itu juga diisi marine education kepada 250 anak-anak TK se-kecamatan Wongsorejo, serta kampanye Gerakan Suka Makan Ikan juga turut memeriahkan Festival Underwater tersebut.