Festival kebaya ini melibatkan ratusan desainer kebaya, baik perancang busana lokal juga dari Indonesia Fashion Chamber (IFC).
Merdeka.com, Banyuwangi - Banyuwangi Festival masih memiliki sederet event menarik yang sayang untuk dilewatkan. Dua ajang besar akan dihelat untuk memanjakan wisatawan yang ingin menghabiskan long weekend di daerah ujung timur Pulau Jawa ini. Dua event tersebut adalah Festival Kebaya (21-22 April) dan Banyuwangi International BMX (22-23 April).
Festival Kebaya akan mengawali even pekan ini di Banyuwangi. Digelar selama dua hari, para penggemar fashion akan disuguhkan ratusan desain kebaya dalam sebuah panggung peragaan busana.
“Acaranya sengaja kami kemas cukup unik. Peragaan kebaya hari pertama akan digelar di Bandara Hijau Blimbingsari, baru hari kedua di Lapangan Tenis Indoor Gelanggang Olahraga. Bandara sengaja dipilih sebagai venue, selain untuk mengenalkan green airport kami yang segera diresmikan dalam waktu dekat, juga karena lokasinya yang memang menarik sebagai catwalk peragaan busana,” ujar Anas.
Banyuwangi kini memiliki bandara baru yang menonjolkan konsep green building. Salah satunya bandara menonjolkan desain pasif untuk menghemat energi, desain interior dikonsep minim sekat untuk memperlancar sirkulasi udara dan sinar matahari untuk meminimalisir pemakaian pendingin ruangan.
“Di sekitarnya dikelilingi kolam air untuk mengoreksi tekanan udara, sehingga suhu ruang tetap sejuk. Atap terminal hijau ini makin ikonik karena mengadopsi bentuk penutup kepala Suku Osing (masyarakat asli Banyuwangi) yag berlampiskan rerumputan hijau,” ujarnya.
Anas menambahkan selain menjadi salah satu atraksi wisata, festival kebaya pertama di Indonesia ini juga menjadi sarana peningkatan daya saing para desainer dan perajin lokal.
"Efek bisnis ke depan menjadi salah satu pertimbangan digelarnya event ini. Kebaya kan sesuatu yang tidak asing lagi di Indonesia. Tapi mengapa belum ada yang menjadikan salah satu kekayaan budaya kita itu sebagai event budaya? Kesempatan inilah yang akan kita tangkap. Kita sedang siapkan efek bisnisnya ke depan," ujar Anas.
Festival kebaya ini melibatkan ratusan desainer kebaya, baik perancang busana lokal juga dari Indonesia Fashion Chamber (IFC). Digelar selama dua hari, festival ini merangkai sejumlah acara seperti instalasi seni, art performing, kompetisi dan eksibisi.
“Festival ini bagi saya sangat komplit, karena desainer lokal yang terlibat even ini sebelumnya telah di upgrade kemampuannya lewat workshop yang instrukturnya langsung dari desainer kebaya nasional,” ujar Anas.
Menyusul festival kebaya, wisatawan juga bisa menikmati even sport tourism, Banyuwangi International BMX yang digelar di Sirkuit Muncar Banyuwangi. Kompetisi ini telah terdaftar dalam kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International/UCI).
Tidak kurang 350 peserta dari dalam dan mancanegara akan berpartisipasi pada even ini. Sebanyak sembilan negara dipastikan sudah mendaftarkan diri mengikuti kejuaraan internasional tersebut. Kesembilan negara tersebut di antaranya Jepang, Australia, Perancis, Hongkong, Amerika Serikat, Thailand, Malaysia dan Singapore.
“Para pengunjung bisa menyaksikan aksi jumping atlet-atlet BMX nasional maupun dari luar negeri. Mereka akan beradu kepiawaian mengendarai sepeda BMX. Pokoknya akan menjadi tontonan yang seru dan menarik,” kata Anas.
Banyuwangi Festival pada tahun 2017 ini merangkai 72 even. Sejumlah even besar masih akan mewarnai agenda wisata yang telah digelar sejak 2012 lalu. Banyuwangi International Ijen Green Run (23 Juli), Banyuwangi Batik Festival (29 Juli), Kite and Wind Surfing Festival (26-27 Agustus), International Tour de Ijen (27-30 September), Gandrung Sewu (8 Oktober), Banyuwangi Ethno Carnival (11 November).
Selain itu juga ada dua even musik yakni Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September) dan Ijen Summer Jazz (6-7 Oktober).