1. BANYUWANGI
  2. LAPAK

Yuk minum jamu gendong, sekarang sudah higienis

Tren penggunaan produk herbal di Indonesia sendiri juga meningkat.

©2016 Merdeka.com Reporter : Mochammad Andriansyah | Jum'at, 11 Maret 2016 20:08

Merdeka.com, Banyuwangi - Pada 2015 tahun lalu, Pemkab Banyuwangi menyelenggarakan pelatihan kepada 90 penjual jamu gendong dan 53 Industri Kecil Obat Tradisional (Ikot). Mereka diberi pelatihan teknik-teknik cara membuat jamu yang higienis.

Pelaku usaha obat tradisional Banyuwangi dilatih penjaminan kualitas mutu dan keamanan produknya. Pelatihan ini digelar sebagai hasil sinergi antara Direktorat Obat Asli Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dan Pemkab Banyuwangi.

Direktur Obat Asli Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mauizzati Purba mengatakan pentingnya pelatihan kepada penjual jamu gendong yang sebagian besar ibu-ibu ini lantaran sebagian besar konsumsi jamu masyarakat masih mengandalkan pada jamu gendong ini.

"Mereka yang kontak langsung dengan konsumen, sehingga mereka harus tahu sanitasi dan keamanan produknya. Selain juga, usaha jamu gendong ini juga menjadi sumber pendapatan ekonomi para ibu-ibu, sehingga kualitas jualannya juga harus terjaga agar tidak membahayakan konsumen," kata  Mauizzati.

Ditambahkan Mauizzati, tren penggunaan produk herbal di Indonesia sendiri juga meningkat. Ini bisa dilihat dari banyaknya izin produksi jamu tradisional yang diajukan ke BPOM. "Pengajuan izin produksi ke kantor kami terus bertambah, sehingga kami memandang perlu untuk membekali para pelaku produksi jamu dan obat tradisional ini," ujarnya.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan seiring dengan era Masyarakat Ekonomi Asean, budaya lokal yang memiliki potensi ekonomi haris terus diperkuat. Salah satunya adalah usaha jamu ini.

“Jamu sebagai warisan tradisi kuliner Indonesia mempunyai potensi pasar yang sangat besar. Karena itu, kita fasilitasi para pelaku usaha jamu untuk dididik dan dilatih bagaimana cara mengemas dan memproduksi jamu yang baik,” kata Anas.

Dia mengatakan, pemasaran jamu bisa diintegrasikan dengan pengembangan sektor pariwisata yang ada di Banyuwangi. Tentu saja dengan kemasan yang lebih bagus dan jaminan proses produksi yang higienis.

"Botol yang digunakan penjual jamu gendong kan persis dengan botol yang biasa digunakan penjaja bensin eceran. Kalau perlu itu diganti botol dengan model yang lebih unik dan bagus. Saya akan minta dinas terkait untuk fasilitasi botol-botol baru yang lebih eye catching, mungkin ada tempelan stiker khas Banyuwangi. Tahun depan bisa dibagikan ke penjual jamu gendong," imbuh Anas.

(MH/MA)
  1. Bisnis
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA