1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

750 Ribu bibit cabai bantuan dari APBN ditarik dari petani

Pohon tidak produktif dan sedikit cabai besar merah yang dihasilkan tidak normal karena memiliki ukuran sangat kecil.

petani cabai . ©2018 Merdeka.com Editor : Endang Saputra | Kamis, 13 September 2018 11:40

Merdeka.com, Banyuwangi - Sebanyak 750 ribu bibit cabai besar merah bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang telah dibagikan kepada 10 kelompok tani di Kabupaten Banyuwangi pada bulan Mei lalu ditarik dan diganti baru, termasuk yang sudah ditanam. Pasalnya pohon tidak produktif dan sedikit cabai besar merah yang dihasilkan tidak normal karena memiliki ukuran sangat kecil.

Kepala Bidang (Kabid) Hortikultura Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi Ahmad Khoiri mengatakan, saat ditanjau di lapangan pertumbuhan vegetatif pohon sangat bagus, pertumbuhannya sangat cepat hingga setinggi manusia dewasa. Namun buah hanya mau keluar di tangkai ke-17 atau di atasnya.

"Pertumbuhan vegetatif pohon 30 hari pertama itu bagus. Tapi bunganya tidak bisa berubah jadi pentil cabai, malah gugur. Di cabang 17 baru mulai tumbuh pentil-pentil cabai. Jadi dari cabang 1 sampai cabang 16 bunganya rontok tidak jadi buah," kata Khoiri kepada Merdeka Banyuwangi, Rabu (12/9).

Dia kembali menerangkan, sedikit buah yang bisa muncul di bagian atas pohon itu juga tidak normal, karena ukurannya yang sekecil cabai rawit. Dari 50 hektare lahan sasaran bantuan bibit di Kecamatan Blimbingsari, Rogojampi, Cluring, Gambiran,Kalibaru, Sempu, dan Licin, 30 hektare telah tertanami dan mengalami masalah yang sama.

Atas kejadian itu, Khoiri mengatakan pihaknya telah meminta pertanggungjawaban PT Bintang Citra Asia (BCA), perusahaan penyedia bibit level nasional yang menjadi penyedia bibit cabai besar bantuan untuk petani Banyuwangi kali ini. Dia mengatakan, sesuai dengan aturan dalam proses pengadaan dengan lelang, penyedia bibit bertanggung jawab untuk memberikan bibit pengganti baru dan mengganti biaya perawatan petani.

Khoiri menyatakan bahwa dokumen benih varietas Universal itu sudah lengkap dan asli, misalnya izin pelepasan benih, izin edar benih, izin laboratorium, dan sertifikatnya sudah terbit. Dia menjelaskan berarti seharusnya bibit telah diuji di berbagai tempat, hingga sertifikasinya berhasil dan dinyatakan layak edar.

"Kami sudah minta benih yang terbaik, yang mereka berikan varietas Universal F1. Waktu uji lokasi bagus, di Festival Agro Expo Banyuwangi tahun 2017 juga kita uji dan bagus, hasilnya maksimal. Nggak tahunya tahun 2018 ini pengadaan, jelek hasilnya,"kata dia.

Musyawarah pihak PT BCA dengan para petani juga telah dilaksanakan di gedung Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Srono, Senin (10/9). Dihasilkan kesepakatan PT BCA mengganti semua bibit dengan varian yang sebelumnya telah cocok dengan lahan masing-masing petani dan menarik semua pohon cabai lama.

Sementara petani penggarap 30 hektare lahan yang telah ditanami, mendapatkan uang pemeliharaan sebesar Rp 1.000 per pohon. Kemudian untuk petani penggarap 20 hektare lahan lain yang bibitnya belum diturunkan ke ladang tidak mendapatkan uang pemeliharaan karena dianggap belum mengeluarkan biaya penanaman dan pemeliharaan bibit cabai bantuan itu.

"Sebenarnya varietas ini sudah lama, tapi proses produksi tidak bisa langsung banyak. Kita sudah trial-trial ke beberapa lokasi, setelah itu bagus baru diluncurkan. Dan sebelum ini sudah diluncurkan dan kondisinya bagus," kata Manager Area PT BCA wilayah Jawa Timur sampai Flores, Supardi.

Dia mengatakan pihaknya tengah melakukan perhitungan berapa orang petani yang berhak mendapatkan uang pemeliharaan, siapa saja dan berapa banyak uang pemeliharaan pada masing-masing petani yang berhak tersebut. Sementara bibit pengganti telah dibagikan langsung setelah musyawarah di BPP Srono selesai.

Investigasi penyebab ketidaknormalan

Supardi mengatakan atas kejadian ini perusahaannya menderita kerugian lebih dari Rp 300 juta, terutama untuk mengganti 15 ribu bibit baru per hektare itu. Pihaknya juga tengah melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab ketidaknormalan pohon cabai dari bibit varietas Universal. Pemeriksaan dan pengumpulan data dilakukan langsung di sawah-sawah hingga di sisi sertifikasi.

Dia menjelaskan PT BCA telah beberapa tahun menyuplai pengadaan bibit oleh negara, berbagai jenis tanaman, di berbagai daerah. Di pengalaman sebelum-sebelumnya tidak pernah mengalami kejadian hasil tanaman tidak normal, termasuk untuk cabai besar merah varietas Universal di daerah lain.

Supardi mengaku saat memasok bibit bantuan untuk 10 kelompok tani Banyuwangi stok varietas Universal kebetulan tidak banyak, dan kebanyakan stok memang diperuntukkan ke Banyuwangi. Dia mengatakan di Jawa Timur, ada Blitar dan Lamongan yang juga menerima bibit cabai, sebagian Universal juga, sisanya varietas lain.

"Tidak ada kasus seperti itu di luar Banyuwangi. Jadi baru sekali ini, artinya kita juga tidak ada unsur kesengajaan seperti itu. Kami juga masih mencari tahu dimana letak kesalahannya," katanya.

(ES) Laporan: Ahmad Suudi
  1. Pertanian
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA