"Itu kan bisa mereka kembangkan, mereka jual, dan bisa menambah pendapatan keluarga. Biar tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan saja".
Merdeka.com, Banyuwangi - Kepala Sub Bidang Usaha Nelayan Direktur Jendral Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Novia Tri Rahmawati memberikan pelatihan bagi istri nelayan untuk memanfaatkan peluang hasil tangkapan ikan dijadikan kuliner dan oleh-oleh wisatawan untuk meningkatkan pendapatan.
Menurut Novia Ikan diolah menjadi menu ikan bakar atau keripik ikan yang bisa jadi oleh-oleh wisatawan. Selain itu mereka berlatih kerajinan tangan dengan bahan kerang yang dijadikan kotak tisu dan bros.
"Itu kan bisa mereka kembangkan, mereka jual, dan bisa menambah pendapatan keluarga. Biar tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan saja. Tidak mungkin kan selama 12 bulan mereka selalu melaut. Kan ada musim-musim mereka tidak melaut. Kita dorong mereka tetap punya pemasukan saat tidak melaut," kata Novia di saat menghadiri Banyuwangi Fish Market Festival, Rabu (12/9).
Selain upaya diversifikasi ekonomi nelayan, Novia juga mendorong usaha nelayan melalui ekspor produk dan gerai pendanaan bisa dari perbankan maupun non perbankan.
"Kita menfasilitasi nelayan dengan lembaga permodalan agar mempermudah mereka mendapatkan akses permodalan," kata Novi.
Kampung Mandar merupakan kampung nelayan yang dekat dengan Kota Banyuwangi, yang menghadap Selat Bali. Lokasinya berdekatan dengan pelabuhan kapal pesiar Pantai Marina Boom yang tengah dibangun PT Pelindo Properti Indonesia (PPI).
Jenis ikan yang ditangkap nelayan Kampung Mandar di antaranya ikan dalam seperti tengiri, ketambak (bawal tambak), kurisi, kerapu, dan putihan atau ikan dangkal seperti tongkol, layang, dan lemuru. Harga hari ini Rp 70 ribu per kilogram untuk tengiri kecil, dan Rp 50 ribu per kilogram untuk putihan.
"Nelayan di sini kreatif, mereka bawa pancing sekaligus jaring. Kalau tidak ada ikan untuk dijaring, mereka memancing ikan dalam atau ikan batu. Melautnya sampai Bali, sampai Alas Purwo untuk cari ikan," kata Mat Usman (60), salah satu nelayan.