1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Ajari anak mencintai lingkungan sejak dini di Kampoeng Batara

"Konsep awal memang alam. Selama ini mereka tidak mengenal laut secara nyata. Hanya lewat televisi atau gambar," ujar Widie.

Anak-anak Kampoeng Batara di GWD Banyuwangi. ©2016 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Senin, 29 Agustus 2016 09:36

Merdeka.com, Banyuwangi - Puluhan anak-anak Kampong Baca Taman Rimba (Batara), melakukan perjalanan ke wisata pantai Grand Watu Dodol (GWD) yang terletak di Kecamatan Wongorejo, Desa Bangring, Banyuwangi.

Senyum anak-anak Batara pagi itu terlihat ceria. Masing-masing anak sibuk membawa perlengkapan alat musik patrol, menata bekal, buku dan peralatan tulis.

Mulai pukul 07.00 WIB perjalanan dimulai dari rumah Kampong Batara menggunakan kendaraan pickup, menuju pantai GWD. Anak-anak yang sehari-hari hanya akrab dengan hutan, perkebunan dan sungai, kali, ini untuk pertama kalinya berkenalan dengan pantai.

Kampoeng Batara, merupakan kelompok belajar alternatif di lingkungan Papring, Kelurahan Kalipuro. Di saat waktu senggang usai belajar pendidikan formal, anak-anak belajar tentang lingkungan, musik, baca tulis di Kampoeng Batara.

 Jadi materi belajarnya kali ini, tujuannya untuk mengenalkan secara langsung tentang laut di pantai sambil belajar apa yang perlu dikenal di sana," ujar Widie Nurmahmudy, pengelola Kampoeng Batara, Minggu (28/8).

Tidak hanya memberi pengenalan tentang pantai secara langsung, anak-anak Kampoeng Batara juga diajak untuk mencintai lingkungan, dengan memungut sampah di pantai GWD.

Sekitar pukul 08.00 WIB, rombongan anak-anak sampai di pantai. Sebelum membersihkan sampah, mereka diajak bernyanyi bersama lagu Tanah Air Beta di atas pantai pasir, diiringi alat musik patrol seperti angklung dan kentongan.

Abdul Azis (44), Koordinator pengelola pantai GWS yang turut hadir di tengah kegiatan anak-anak turut merasa bangga. Terutama tentang pengenalan mencintai lingkungan kepada anak sejak dini. Menurut dia, sebagian besar persoalan di setiap lokasi wisata selalu berhadapan dengan minimnya kesadaran pengunjung agar membuang sampah pada tempatnya.

"Saya sangat mendukung, karena permasalahan di wisata manapun itu sampah. Dan bangsa kita itu belum banyak yang sadar mau membuang sampah pada tempatnya. Makanya ini sangat penting untuk mengajarkan kepada anak-anak sejak dini," tuturnya.

Selama membersihkan sampah. Anak-anak dibekali kantung plastik sebagai wadah. Kemudian disediakan secarik kertas dan bulpoin untuk mencatat jenis sampah yang dia ambil. Azis sendiri, memandu jalannya acara agar Anak-anak yang sudah terbagi dalam kelompok ini bersemangat, sambil mengenalkan tentang pantai GWD.

"Pantai GWD, luasnya ada sekitar 10 hektare. Di sini ada wilayah konservasi yang harus dijaga terumbu karangnya," tuturnya.

Selama bekerja bakti mengambil sampah, banyak pengunjung wisata pantai GWD yang mengamati. Aziz berharap, para pengunjung bisa merasa malu kalau membuang sampah sembarangan.

"Saya sering mengimbau lewat microphone dan lewat peringatan papan tulisan tapi masih tetap saja. Semoga dengan gerakan seperti ini pengunjung sadar agar tidak membuang sampah sembarangan," ujar Azis.

Hasilnya, anak-anak mendapatkan 16 kantong plastik sampah. Mulai dari bungkus permen, plastik es maupun snack, sedotan, botol plastik, dan aneka jenis sampah non organik lainnya.

"Saya baru pertama kali ke pantai. Senang rasanya bisa tahu langsung. Ini saya mencatat ada 12 jenis sampah yang saya temukan," ujar Irvan Efendi (12) salah satu anak Kampong Batara.

(MT/MUA)
  1. Pendidikan
  2. Komunitas
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA