1. BANYUWANGI
  2. INFO BANYUWANGI

Meski Kurang Terawat, Asrama Inggrisan, Jadi Tempat Edukasi Anak Sekolah

"Jadi anak-anak kami ajak ke Asrama Inggrisan agar mengetahui langsung bangunan peninggalan penjajah sebelum Indonesia Merdeka".

Asrama Inggrisan. ©2018 Merdeka.com Reporter : Mohammad Ulil Albab | Rabu, 14 November 2018 16:58

Merdeka.com, Banyuwangi - Belasan siswa-siswi SD Menorah, Yayasan Tunas Zaitun, Kabupaten Banyuwangi mendatangi Asrama Inggrisan yang ada di samping Taman Blambangan, untuk belajar mengenal bangunan peninggalan sejarah. Anak-anak terlihat aktif keliling melihat sudut-keseluruhan bangunan asrama peninggalan Inggris yang mengadopsi arsitektur lokal suku Bugis.

Saat keliling melihat bangunan Asrama Inggrisan, sebagian besar kurang terawat, bagian ruang bawah yang tidak ditempati gelap dan banyak kotoran. Sementara di bagian loteng, ruang atas, beberapa plafon juga roboh. Dari keseluruhan, Asrama Inggrisan yang pertama kali dibangun pada tahun 1766 dan direnovasi beberapa kali di Era Kolonial Belanda, masih berdiri kokoh.

Missofia, Guru SD Menorah yang mendampingi para siswa mengatakan, di sekolahnya memang tiap bulan memang rutin diadakan field trip untuk memberikan pengalaman belajar belajar nyata bagi Anak-anak.

"Bulan ini tema field trip sejarah dan kepahlawanan, jadi anak-anak kami ajak ke Asrama Inggrisan agar mengetahui langsung bangunan peninggalan penjajah sebelum Indonesia Merdeka. Biar anak-anak mengenal langsung, tidak hanya di dalam kelas," kata Sofia, saat ditemui di Asrama Inggrisan, Rabu (14/11).

Saat keliling, anak-anak berkumpul bersama untuk memantik pengetahuan dasar tentang perbedaan bangunan peninggalan sejarah khususnya Asrama Inggrisan dengan bangunan saat ini. Beberapa anak-anak spontan menjawab, "Banyak jendela dan pintu yang tebal dan besar-besar. Bangunannya panggung, ada lotengnya. Paritnya dalem-dalem, dan lebih kokoh," kata Mikhel Zedjan, salah satu siswa SD Menorah.

Secara terpisah, sejarawan lokal Banyuwangi, Suhailik (56) menjelaskan, Asrama Inggrisan pertama kali di bangun oleh kongsi dagang Inggris East India Company (EIC) pada tahun 1766.

"Mulanya sebagai kantor kecil, kemudian bangunan di lahan seluas satu hektar tersebut sempat dipugar beberapa kali, terutama saat pendudukan Kolonial Belanda pada 1766," kata Suhailik.

Bangunan Asrama Inggrisan dibangun dengan arsitektur Suku Bugis dan Mandar, karena lokasi di kawasan Pantai Boom banyak masyarakat yang menggunakan arsitektur tersebut.

"Arsitekturnya mengadopsi arsitektur lokal, di kawasan pesisir Kota Banyuwangi dulu banyak orang Bugis dengan arsitektur rumah panggung seperti itu," kata dia.

Asrama Kampung Inggrisan, saat ini telah diambil alih oleh negara, dibawah Departemen Pertahanan. Hal ini disampaikan RT sekaligus penghuni Asrama Inggrisan, Suwarno.

"Total ruangannya ada 25 ruang dengan lantai satu, dua. Dari total itu hanya ada 10 ruang yang ditempati, jadi asrama TNI," katanya.

(ES/MUA)
  1. Pendidikan
SHARE BERITA INI:
KOMENTAR ANDA