"Emerging media memberi jalan bagi masyarakat untuk melakukan lompatan ke depan serta memberi banyak kemudahan," kata Wahyuni.
Merdeka.com, Banyuwangi - Konferensi internasional bertajuk 'International Conference on Emerging Media and social science (ICCMS)' yang diikuti 160 dosen dan mahasiswa fakultas sosial dan politik dari 10 negara digelar oleh Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) di Kabupaten Banyuwangi, Jumat-Sabtu (7-8/12/2018).
Konferensi tersebut diisi oleh pemateri dari dalam dan luar negeri. Seperti Profesor Panizza Almark dari Edith Cowan Univesity Australia, Dr. NIK Adzreiman Abdul Rahman dari Universiti Utara Malaysia, Prof. Jusuf Irianto dari Universitas Airlangga Surabaya dan Ahmad Riyadh, UB. Ph. D dari UMSIDA. Konferensi dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) melakukan penelitian perkembangan emerging media (sarana komunikasi yang sedang bertumbuh) dan ilmu sosial. Selain menggelar konferensi, Umsida juga terjun langsung ke masyarakat Suku Osing di Desa Kemiren, Banyuwangi. Suku Osing adalah masyarakat asli Banyuwangi.
Wakil Rektor I UMSIDA, Akhtim Wahyuni mengatakan, saat ini perkembangan emerging media begitu luar biasa. Konstruksi sosial di masyarakat dipengaruhi kehadiran emerging media, mulai dari game, internet, new media seperti media sosial, hingga teknologi-teknologi termutakhir semacam virtual reality.
"Emerging media memberi jalan bagi masyarakat untuk melakukan lompatan ke depan serta memberi banyak kemudahan," kata Wahyuni.
Banyuwangi, menurut dia, merupakan salah satu daerah yang mengalami percepatan dalam banyak hal. Percepatan itu juga tidak lepas dari pemanfaatan emerging media secara cerdas yang dilakukan oleh daerah.
"Saat ini Banyuwangi tidak hanya pariwisatanya saja yang menarik banyak orang, tapi juga kreativitas serta inovasinya yang antara lain lahir dari dorongan emerging media," kata Wahyuni.
Sementara itu, Bupati Azwar Anas mengatakan, kemajuan Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari begitu pesatnya perkembangan emerging media, termasuk di dalamnya new media seperti media sosial.
"Pariwisata Banyuwangi tumbuh salah satunya berkat peran new media yang menciptakan digital economy. Begitu mudahnya untuk mengakses berbagai info tentang Banyuwangi lewat internet. Pemasaran digital memudahkan warga menjangkau pasar yang lebih luas," ujar Anas.
Dalam kesempatan itu, Anas juga mengapresiasi Umsida yang menjadikan Banyuwangi sebagai laboratoriun penelitian sosial, khususnya terkait pemanfaataan sarana teknologi komunikasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
"Banyuwangi sangat terbantu oleh perkembangan emerging media, khususnya new media yang terkait media sosial untuk mempercepat penanganan kemiskinan dan berbagai permasalahan sosial. Misalnya saja permasalahan warga miskin yang sakit, anak putus sekolah, lansia sebatang kara, penanganannya dikoordinasikan lewat media sosial," katanya.